Saturday, September 10, 2016

SIKAP YANG BENAR DALAM BERDOA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 September 2016 

Baca:  Matius 6:5-8

"Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan."  Matius 6:7

Alkitab menyatakan bahwa semua orang yang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, percaya dalam nama-Nya, kepada mereka diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah  (baca  Yohanes 1:12).  Itulah sebabnya setiap orang yang mengikut Tuhan disebut anak-anak Tuhan!  Sudahkah kita mengetahui kebenaran ini?  Jika sudah, masihkah kita datang kepada Tuhan seperti orang asing atau seperti seorang budak yang diliputi ketakutan?  Mengapa kita merasa begitu jauh terpisah dari Tuhan dan takut mengungkapkan isi hati melalui doa?

     Doa adalah sebuah hubungan.  Bagaimana sikap kita akan menunjukkan seberapa jauh arti hubungan itu bagi kita.  "Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: 'ya Abba, ya Bapa!' Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah."  (Galatia 4:6-7).  Dengan pertolongan Roh Kudus kita bisa datang kepada Tuhan melalui doa dengan hubungan yang sangat karib seperti anak dengan bapanya.  Kita tidak perlu berdoa kepada Tuhan dengan perkataan yang bertele-tele, yang diterjemahkan dari kata Yunani battologeo:  berbicara ngalor-ngidul;  berceloteh seperti burung beo atau sering mengulang-ulang kata yang tanpa makna;  atau juga diartikan:  omong kosong atau sekedar ucapan basa-basi.  Biasanya doa model demikian bukan berasal dari lubuk hati, melainkan sebatas ucapan di mulut saja.  Doa yang berele-tele bisa diartikan pula berdoa dengan memakai istilah-istilah yang kelihatannya rohani, padahal hati dan pikiran sama sekali tidak terpusat kepada Tuhan, melainkan melayang-layang entah ke mana.  Doa yang Tuhan kehendaki adalah yang jujur, terus-terang, singkat dan sederhana, apa yang ada di dalam hati, tanpa ada kepura-puraan atau dibuat-buat.

     2.  Sederhana seperti anak.  Berdoalah dengan bahasa sederhana seperti anak yang sedang berbicara dengan bapanya!  Percayalah bahwa Roh Kudus akan menyampaikan doa kita dengan sempurna ke hadapan Tuhan, sebab Tuhan mengerti apa maksud kita.

Tuhan mau kita bersikap sederhana seperti anak yang karib dengan bapanya!

No comments:

Post a Comment