Thursday, July 21, 2016

TUHAN SANGGUP MENGUBAH KEADAAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Juli 2016 

Baca:  Mazmur 107:33-38

"Dibuat-Nya padang gurun menjadi kolam air, dan tanah kering menjadi pancaran-pancaran air."  Mazmur 107:35

Ketika berada dalam situasi buruk dan seperti tidak ada jalan keluar, umumnya orang akan mudah sekali kecewa, putus asa, frustasi dan akhirnya menyerah kepada keadaan.  Mereka berkata,  "Tidak mungkin sakitku disembuhkan, tidak mungkin hidupku dipulihkan, tidak mungkin aku berhasil...memang sudah nasib!"  Ketahuilah, keberhasilan atau kegagalan bukanlah nasib, tapi merupakan dampak dari respons kita terhadap situasi atau masalah yang terjadi.  Orang yang berhasil bukanlah orang yang tidak pernah gagal atau tidak pernah mengalami masalah, melainkan orang yang mampu menangkap setiap kesulitan menjadi sebuah kesempatan untuk meraih keberhasilan.

     Seberat apa pun pergumulan yang sedang kita alami janganlah dijadikan alasan untuk menyerah, tetapi jadikanlah alasan untuk berserah sepenuhnya kepada Tuhan.  Menyerah berbeda dengan berserah.  Menyerah berarti sudah tidak mau berbuat apa-apa lagi dan berputus asa, tetapi orang yang berserah adalah orang yang mengandalkan Tuhan dan percaya penuh kepada kehendak-Nya.  "-sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat-"  (2 Korintus 5:7).  Kita percaya bahwa Tuhan Mahasanggup:  menciptakan yang tidak ada menjadi ada, mengubah yang buruk menjadi baik, mengubah yang pahit menjadi manis, mengubah kegagalan menjadi keberhasilan.

     Setelah tiga hari lamanya berjalan di padang gurun dengan tidak mendapat air, sampailah umat Israel di Mara,  "...tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya."  (Keluaran 15:23).  Seketika itu juga mereka bersunggut-sungut dan mengomel, lalu berdoalah Musa kepada Tuhan, lalu  "TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis."  (Keluaran 15:25).  Dengan kuasa-Nya Tuhan sanggup mengubah yang pahit menjadi manis, bahkan di balik keadaan yang pahit itu Tuhan sudah memersiapkan berkat luar biasa bagi mereka.  "Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu."  (Keluaran 15:27).

Bagi orang percaya masalah bukanlah akhir segala-galanya, melainkan awal sebuah proses menuju rencana Tuhan yang indah!

No comments:

Post a Comment