Sunday, July 31, 2016

HABEL: Memberi Dengan Motivasi Benar

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Juli 2016 

Baca:  Ibrani 11:1-4

"Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati."  Ibrani 11:4

Surat Ibrani ini mencatat bahwa Habel termasuk salah satu saksi iman, yang karena imannya persembahannya diterima dan diindahkan Tuhan.  Ayat nas menyatakan bahwa persembahan Habel lebih baik dari persembahan kakaknya, Kain.  Kata Yunani yang dipakai untuk menyatakan lebih baik adalah pleion yang artinya more excellent.  Selain itu ada hal lain yang harus kita perhatikan, bahwa Alkitab menyebut Habel sebagai orang benar, artinya ia memiliki kehidupan seturut kehendak Tuhan.  Itulah sebabnya Tuhan berkenan dengan persembahan Habel, dan tidak mengindahkan persembahan Kain.

     Apa yang salah dengan persembahan Kain?  Tercatat bahwa pekerjaan Kain adalah sebagai petani, karena itu sangatlah wajar bila ia memersembahkan hasil buminya kepada Tuhan.  Sementara Habel adalah penggembala kambing domba atau peternak, sudah semestinya pula ia memersembahkan kambing domba sebagai persembahan kepada Tuhan.  Perhatikan ayat ini!  "Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,"  (Kejadian 4:3-4).  Kain memberi persembahan sebagian kepada Tuhan, sedangkan Habel memersembahkan yang sulung.  Kata kuncinya di sini adalah kata sulung yang menunjukkan suatu sikap iman dan penghormatan yang tertinggi kepada Tuhan!  Kata sulung berarti yang pertama atau yang terbaik.  Dengan kata lain Habel menempatkan Tuhan sebagai yang terutama dalam hidupnya sehingga ia memberi yang terbaik.  Ini berbicara tentang sikap hati dalam hal memberi persembahan.

     Apa pun yang hendak kita persembahkan kepada Tuhan haruslah dilandasi motivasi yang benar!

Tuhan tidak melihat kuantitas persembahan, tapi yang Ia perhatikan adalah sikap hati si pemberi korban persembahan!

No comments:

Post a Comment