Sunday, January 17, 2016

ORANG KRISTEN YANG ROHANI (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Januari 2016

Baca:  Galatia 6:1-10

"Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri."  Galatia 6:3

Ada dampak luar biasa ketika seseorang bersikap lemah lembut.  "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah."  (Amsal 15:1).  Kelemahlembutan mampu meredakan permusuhan, amarah, pertikaian.  "Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran."  (Kolose 3:12).

     2.  Mempraktekkan kasih dalam tindakan.  Di zaman sekarang ini orang cenderung bersikap egois dan tidak punya empati.  "...mencintai dirinya sendiri...tidak tahu mengasihi..."  (2 Timotius 3:2-3).  Dunia berprinsip bahwa memberi atau berkorban adalah sebuah kerugian besar karena kita kehilangan sesuatu.  Seorang Kristen rohani harus berprinsip seperti yang Alkitab ajarkan,  "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."  (Kisah 20:35).  Ini berbicara tentang kasih yang dipraktekkan.  "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus."  (Galatia 6:2).  Apalah artinya kita gembar-gembor tentang kasih jika hal itu cuma slogan?  "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman."  (Galatia 6:10).

     3.  Tidak mudah menghakimi orang lain"Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."   (Galatia 6:4).  Adalah mudah menghakimi, mencari kesalahan dan kekurangan orang lain tetapi sulit sekali orang menerima masukan, kritikan, teguran atau koreksi.  "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?"  (Matius 7:3).  Orang Kristen rohani akan selalu menguji diri sendiri terlebih dahulu sebelum ia melihat keberadaan orang lain.  "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi."  (Matius 7:1).  Suka menghakimi adalah pertanda seseorang masih hidup dalam kedagingan.

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  2 Korintus 5:17

No comments:

Post a Comment