Monday, November 9, 2015

MEMPELAI KRISTUS: Bukan Kanak-Kanak

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 November 2015

Baca:  Kidung Agung 8:8-10

"Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?"  Kidung Agung 8:8

Dalam kekristenan orang Kristen diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu Kristen kanak-kanak rohani dan Kristen dewasa rohani.  Kedewasaan rohani tidak ada sangkut pautnya dengan usia seseorang, tidak juga ditentukan berapa lama ia sudah menjadi Kristen.  Kedewasaan rohani seseorang terbentuk melalui proses di mana ia mau membayar harga untuk bergaul karib dengan Tuhan, secara konsisten berjalan dengan-Nya, tunduk kepada pimpinan Roh Kudus dan komitmennya untuk membangun dasar iman melalui perenungan firman Tuhan setiap hari.  Yang menjadi tanda bahwa seseorang telah mencapai kedewasaan rohani adalah adanya perubahan hidup.  "Sebab dari buahnya pohon itu dikenal."  (Matius 12:33b), yaitu buah yang sesuai dengan pertobatan.

     Masa sekarang adalah masa-masa akhir di mana kita sedang menanti kedatangan Kristus kali yang ke-2.  Yang harus dipahami adalah kedatangan Kristus ke dunia kelak tidak lagi sama seperti ketika Ia datang sebagai bayi yang lahir di Betlehem, tetapi sebagai mempelai laki-laki sorga yang hendak menjemput mempelai wanita-Nya.  Menurut undang-undang perkawinan di Indonesia yaitu undang-undang RI no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan, tepatnya di pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan hanya diijinkan jika pria sudah mencapai umur 19 tahun, sedangkan pihak wanitanya sudah mencapai umur 16 tahun.  Itu artinya untuk menjadi mempelai wanita haruslah sudah cukup umur, bukan di bawah umur  (kanak-kanak).

     Jadi siapa yang akan menjadi mempelai wanita-Nya?  Seperti halnya laki-laki hanya akan menikah dengan wanita yang sudah cukup umur, begitu pula dengan Kristus, Ia hanya akan memilih orang-orang Kristen yang dewasa rohani untuk menjadi  'mempelai-Nya', bukan yang masih kanak-kanak rohani.  Karena itu  "Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!"  (1 Korintus 14:20).

Mari terus bertumbuh di dalam Tuhan sampai kita mencapai kedewasaan rohani, hingga kita layak menjadi mempelai Kristus.

No comments:

Post a Comment