Tuesday, September 23, 2014

PERSEMBAHAN YANG BERKENAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 September 2014

Baca:  Ibrani 11:4

"Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain."  Ibrani 11:4a

Selain melihat pribadi dari si pemberi persembahan, Tuhan juga sangat memperhatikan motivasi hati.  Persembahan Kain ditolak oleh Tuhan karena persembahannya tidak sesuai dengan kehendak-Nya.  Alkitab mencatat bahwa Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya, artinya ia memberi sekedarnya, tidak memberi yang terbaik dan tidak dengan sepenuh hati.  Berbeda dengan Habel yang mempersembahkan  'anak sulung'  dari kambing dombanya.  Dalam hal ini Habel memberi yang terbaik dari yang dimilikinya;  ia tidak memberi secara asal, melainkan mempersembahkan domba-domba yang terpilih yaitu yang sulung dan gemuk.  Mempersembahkan yang sulung sebagai bukti bahwa ia sangat menghargai dan menghormati Tuhan.

     Setelah persembahannya ditolak Tuhan Kain menjadi marah, panas hati dan mukanya menjadi muram.  Reaksi kemarahan adalah tanda ketidakmurnian hati Kain saat memberi.  Ia memberi dengan harapan beroleh suatu balasan, baik itu berupa pujian atau sanjungan dari orang lain;  dan sikap hati yang salah inilah akhirnya mendorong Kain untuk melakukan perbuatan jahat yaitu tega membunuh Habel, yang adalah adik kandungnya sendiri;  sementara, Habel memberikan persembahan kepada Tuhan dengan motivasi yang benar-benar tulus.  Kerelaan hati dan kasihnya yang besar kepada Tuhan menjadi dasar baginya untuk memberikan yang terbaik.  Inilah tindakan iman!  Habel memberi bukan menurut kehendak sendiri, tapi memberi sesuai standar yang diinginkan Tuhan.  "...tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia."  (Ibrani 11:6).

     Segala sesuatu yang kita kerjakan dan perbuat untuk Tuhan  (ibadah, pelayanan dan memberi persembahan)  haruslah dilandaskan kepada iman yang benar kepada Tuhan.  "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna."  (Yakobus 2:22).

Persembahan harus dilandaskan pada motivasi yang benar dan dengan iman, yang olehnya kita akan selalu memberi yang terbaik bagi Tuhan!

2 comments:

  1. Shallom...
    Mau tanya. Habel kan mempersembahkan kepada Tuhan berupa "anak sulung" dari kambing dombanya. Bukankah itu merupakan "sebagian" juga?
    Mohon pencerahannya. Thanks.

    ReplyDelete
  2. Anak sulung merupakan simbol atau bermakna sebuah keutamaan.. sesuatu yg utama, yg paling unggul.. jadi ini bukan masalah jumlah nya tapi masalah keutamaan dari hati nya.. GB

    ReplyDelete