Monday, November 18, 2013

AMAN DAN TENTRAM PALSU (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 November 2013 -

Baca:  Amos 6:1-14

"Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!"  Amos 6:1

Melalui nabi Amos Tuhan memperingatkan dengan keras orang-orang Israel agar mereka tidak terlena dengan kenyamanan yang sedang mereka rasakan:  nyaman di Sion, merasa tenteram di gunung Samaria dan atas orang-orang terkemuka yang seringkali mereka andalkan.  Apa maksudnya?

     Sion adalah kota pusat peribadatan bangsa Yehuda.  Ini berbicara tentang kegiatan-kegiatan ibadah yang dilakukan orang percaya.  Seringkali kita berpikir bahwa kita sudah melakukan yang terbaik bagi Tuhan.  Kita tidak pernah absen memenuhi bangku-bangku gereja di hari Minggu, aktif di persekutuan, rutin berpuasa, memberi banyak persembahan, bahkan sudah terlibat dalam pelayanan.  Kita pun akhirnya berpikir bahwa segala sesuatu yang kita lakukan ini sudah menyenangkan hati Tuhan dan berkenan di hadapanNya.  Ingat!  Tuhan sama sekali tidak tertarik dengan kegiatan rohani kita apabila hal itu tidak disertai dengan ketaatan kita dalam melakukan kehendakNya.  Tuhan berkata,  "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar."  (Amos 5:21-23).

     Perhatikan kehidupan ahli-ahli Taurat dan juga orang-orang Farisi!  Bukankah secara kasat mata mereka adalah orang-orang yang rajin beribadah, mengerti firman Tuhan, dan sudah terjun dalam pelayanan?  Tetapi apa kata Tuhan?  "...turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya."  (Matius 23:3).  Ternyata segala ibadah yang mereka lakukan adalah sia-sia di hadapan Tuhan, sebab disertai motivasi tidak benar yaitu supaya dipuji dan dihormati manusia, padahal mereka sendiri tidak hidup dalam ketaatan.  Ibadah yang demikian merupan kebencian bagi Tuhan.  (Bersambung)

No comments:

Post a Comment