Friday, August 9, 2013

KE MANA KITA AKAN LARI? (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Agustus 2013 -

Baca:  Mazmur 139:1-24

"Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?"  Mazmur 139:7

Tuhan Mahahadir dan Mahatahu, tidak ada tempat di belahan bumi mana pun kita dapat menyembunyikan diri dariNya.  "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13).  Daud menyadari hal ini,  "TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi."  (Mazmur 139:1-3).  Namun banyak dari kita yang tidak menyadarinya.  Kita berpikir Tuhan tidak tahu apa yang kita perbuat sehingga kita pun mengelabuiNya.  Ibadah tetap jalan, dosa pun tetap dilakukan.  Di dalam hati dan pikiran kita terpendam seribu rancangan dan segala keinginan untuk memuaskan daging, padahal  "...TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita."  (1 Tawarikh 28:9).

     Yunus adalah orang yang diutus Tuhan untuk memberitakan Injil dan menyerukan pertobatan kepada orang-orang yang ada di kota Niniwe.  Niniwe bukan hanya kota yang besar luasnya, tapi juga padat penduduknya.  Niniwe adalah ibukota Kerajaan Asyur, tempat di mana penindasan dan kekejaman muncul dari kota itu.  Jadi Niniwe adalah musuh besar bangsa Israel pada waktu itu.  Secara manusiawi mungkin Yunus merasa minder dan takut untuk pergi ke sana karena Niniwe adalah kota besar dan kejam penduduknya.  Namun sesungguhnya ia sangat marah dan benci atas perbuatan orang-orang Niniwe yang membuat bangsanya menderita.  Karena itu daripada mentaati perintah Tuhan, Yunus memilih untuk kabur dan mangkir dari tugas sehingga ia putar haluan ke kota lain yaitu Tarsis, suatu tempat yang  "...jauh dari hadapan TUHAN;"  (Yunus 1:3).  Yunus berpikir bahwa Tuhan tidak akan mengetahuinya dan tidak akan mencarinya, walau sesungguhnya ia tahu benar bahwa Tuhan itu Mahatahu.

     Jika Tuhan ada di mana-mana, hendak lari ke mana Yunus?  Ke ujung dunia pun ia tahu keberadaannya.  Itulah sebabnya dalam perjalanan laut menuju Tarsis Tuhan berkenan mendatangkan malapetaka, yaitu angin ribut dan badai besar melanda.  (Bersambung)

No comments:

Post a Comment