Friday, October 26, 2012

LUNTURNYA 'HATI HAMBA' (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Oktober 2012 -

Baca:  Lukas 17:7-10

"Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."  Lukas 17:10

Sungguh, bukanlah perkara yang mudah mempertahankan 'hati hamba' di tengah-tengah hiruk-pikuknya pelayanan, karena seringkali si hamba Tuhan menjadi fokus perhatian utama jemaat, apalagi bila pelayanannya kian maju.  Status hamba Tuhan menjadi 'istimewa', di mana-mana dihormati, berbagai fasilitas mengalir deras, bahkan ada pula yang sampai pasang bandrol atau tarif jika diundang dan menjadikan status 'hamba Tuhan' ini sebagai profesi untuk mendapatkan upah.  Ingat, tugas seorang hamba Tuhan adalah untuk melayani, bukan minta dilayani.  "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28).

     Kita yang saat ini sedang dipercaya oleh Tuhan untuk melayaniNya:  sebagai pemberita Injil (pengkhotbah), gembala sidang, Worship Leader dan sebagainya, berhati-hatilah jangan sampai 'hati hamba' kita menjadi luntur dan terkikis oleh karena pujian dan hormat manusia.  Seharusnya semakin kita dipakai Tuhan, semakin kita memiliki kerendahan hati seperti Kristus,  "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia."  (Filipi 2:6-7).  Sebagai seorang hamba, kita harus taat kepada Tuhan Yesus dengan penuh integritas.  Artinya kita harus taat luar-dalam seperti Rasul Paulus yang  "...senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia."  (Kisah 24:16).  Upah, balas jasa dan pujian dari manusia tak pernah terbersit di dalam hati dan juga angan-angannya.

     Sekali lagi marilah kita ingat bahwa kita ini hanyalah hamba dan Tuhan Yesus adalah Tuan kita;  Tuan tidak perlu berterima kasih kepada hambanya, sebab itu memang sudah menjadi tugas yang harus kita kerjakan.  Mari kita jaga sikap hati kita dalam melayani Tuhan.  jangan sampai nantinya Tuhan menolak kita dan mengatakan bahwa kita ini disebut 'pembuat kejahatan'  (baca Matius 7:23).

Jadilah hamba Tuhan yang senantiasa punya 'hati hamba'!

No comments:

Post a Comment