Tuesday, June 26, 2012

MENGALAMI TITIK BALIK (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juni 2012 -

Baca:  1 Tesalonika 4:1-12

"Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi."  1 Tesalonika 4:1

Sudahkah kita membuat keputusan untuk bersungguh-sungguh di dalam Tuhan?  Adakah suatu peristiwa yang membuat Saudara mengambil komitmen dan mengalami titik balik dalam hidup?  Misal:  saat kita disembuhkan dari sakit-penyakit dan mengalami mujizat dari Tuhan, kita berkomitmen melayani Tuhan dan makin sungguh-sungguh di dalam Dia;  saat kita ditinggalkan oleh orang kita kasihi untuk selama-lamanya, ini menyadarkan kita bahwa semua yang ada di dunia ini hanyalah fana, lalu kita berjanji untuk hidup benar di hadapan Tuhan.  Jangan sampai kita terlambat atau merasa terlambat mengambil keputusan.  Kalau tidak sekarang, kapan lagi?  Selagi kita masih bernafas dan memiliki kesempatan gunakan waktu yang ada untuk berbuat sesuatu bagi Tuhan karena Dia segera datang.  Mari semakin giat melayani Tuhan dengan roh yang menyala-nyala.

     Apabila seorang hamba mengetahui bahwa tuannya akan segera datang, tidakkah ia mempersiapkan diri untuk menyambut tuannya itu?  Jadi  "Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang."  (Lukas 12:37a), dan "Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya."  (Lukas 12:43-44).  Siapakah kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus?  Henokh tidak menunda-nunda waktu untuk melekatkan hidupnya kepada Tuhan.  Selama 300 tahun ia terus membangun kekariban dengan Tuhan.  300 tahun bukanlah waktu yang singkat, tapi waktu yang panjang dan lama, dan bisa dipastikan dalam kurun waktu itu juga dihadapkan pada ujian dan tantangan, namun Henokh tetap konsisten menjaga hubungannya dengan Tuhan.

     Bagaimana dengan Saudara?  Masihkah terus disibukkan mengejar materi lalu perkara-perkara rohani kita kesampingkan?  Pilihan ada di tangan Saudara!  Ingat, keputusan Saudara hari ini akan berdampak pada masa yang akan datang.

Henokh diangkat Tuhan hidup-hidup karena hidupnya sangat berkenan kepada Tuhan dan senantiasa bergaul karib dengan Dia.

3 comments:

  1. Yen KhenKharina HaramauJune 26, 2012 at 6:23 AM

    Kiranya kita rela mempersembahkan hidup kita untuk meyenangkan hati Tuhan, melayani Tuhan dan membrikan yg terbaik untk Tuhan.
    Saya mau mendedikasikan hidup saya hanya Tuhan selama saya diberi kesempatan hidup di dunia Tuhan. Amin

    ReplyDelete