Sunday, November 19, 2017

FIRMAN TUHAN SEPERTI API (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 November 2017

Baca:  Yeremia 23:25-29

"Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?"  Yeremia 23:29

Kepada Yeremia, Tuhan menegaskan bahwa firman Tuhan itu seperti api dan palu.  Api merupakan suatu reaksi kimia yang berlangsung cepat terhadap suatu material yang terjadi selama proses pembakaran kimiawi dan mampu menghasilkan panas dan cahaya.  Api memiliki sifat yang sangat dinamis, penuh dengan gerakan percepatan dan membawa terang, tetapi sekaligus juga bisa menghanguskan dan menghancurkan.  Api dapat terbentuk apabila terdapat 3 unsur penting yaitu panas, oksigen, dan bahan yang mudah terbakar.  Kita mengakui bahwa api adalah salah satu faktor yang dapat mendukung kelangsungan hidup manusia sehari-hati:  sumber energi dan penerangan.

     Apa yang dimaksudkan firman Tuhan sebagai api?  Salah satu fungsi api adalah memberi terang.  Pada zaman dahulu, ketika belum ada penerangan listrik seperti sekarang ini, orang menggunakan api  (obor, pelita, lentera)  sebagai alat penerangan.  Dunia saat ini diliputi oleh kegelapan pekat, karena itu kita sangat membutuhkan terang untuk dapat melihat.  Daud berkata,  "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."  (Mazmur 119:105), dan  "Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh."  (Mazmur 119:30).  Adakalanya kita dihadapkan pada pergumulan hidup yang teramat berat, kita serasa tak berdaya menghadapi, tak tahu harus berbuat apa, dan mau menyerah saja...namun ketika kita  'tinggal'  di dalam firman Tuhan, firman-Nya akan menerangi hati dan pikiran kita, sebab firman Tuhan adalah terang manusia.  "Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya."  (Yohanes 1:5).

     Fungsi lain api adalah memberi kehangatan.  Ketika udara dingin mulai menyerang, biasanya orang akan menyalakan api membuat api unggun atau perapian dengan maksud untuk menghangatkan badan.  Di negara-negara yang memiliki 4 musim, umumnya tiap-tiap rumah memiliki tempat pembakaran api  (perapian/pendinginan, fireplace), supaya ketika musim dingin tiba mereka bisa menghangatkan tubuhnya di situ.  Masalah, kesulitan, kesesakan, dan penderitaan seringkali membuat kita kehilangan semangat hidup, segala sesuatu menjadi  'dingin'.  Saat itulah kita butuh firman Tuhan!

Saturday, November 18, 2017

RESPONS HATI TERHADAP FIRMAN TUHAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 November 2017

Baca:  Yakobus 1:19-25

"Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu."  Yakobus 1:21

Firman Tuhan telah memperingatkan:  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsal 4:23).  Hati harus dijaga dengan segala kewaspadaan karena hati memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang.  Bagaimana respons hati kita terhadap benih firman Tuhan yang ditabur akan menentukan seberapa efektif dan seberapa besar dampak kuasa firman terhadap kehidupan kita.  Ingat, seberapa lama orang menjadi Kristen tak menjamin ia memiliki kedewasaan rohani, semua bergantung pada respons hatinya terhadap firman Tuhan!

     Untuk mengalami kuasa firman Tuhan Yakobus memberikan kuncinya:  "...buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman..."  (ayat nas).  Hati kita harus dalam keadaan bersih dan beres:  segala yang kotor dan jahat harus dibuang.  Kemudian kita harus menerima firman Tuhan dengan lemah lembut, artinya dengan kerendahan hati bersedia untuk dikoreksi, disiplin, ditegur, dibentuk dan diajar.  Tidak sedikit orang Kristen ketika mendengar firman Tuhan yang keras langsung tersinggung dan marah.  Alkitab menyatakan bahwa bagi mereka yang hatinya keras, berita Injil adalah suatu kebodohan, tetapi bagi mereka yang merespons dengan sikap hati yang benar  (percaya), berita Injil adalah kekuatan Tuhan yang menyelamatkan dan memerdekakan.  "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."  (Yohanes 8:31-32).

     Seberapa kuat fondasi kerohanian kita sangat dipengaruhi oleh kebiasaan kita dalam merenungkan dan melakukan firman Tuhan  (baca  Matius 7:24), bukan hanya sekedar membaca, mendengar firman Tuhan, dan lalu melupakan begitu saja  (ayat 22-24).  Tanda seorang yang memiliki respons hati yang benar terhadap firman adalah suka membaca, meneliti, merenungkan firman Tuhan, serta melakukannya  (Yakobus 1:25).

"Aku hendak bergemar dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai...aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu."  Mazmur 119:47-48