Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Juli 2011 -
Baca: 2 Petrus 1:3-15
"Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung." 2 Petrus 1:10
Petrus mengingatkan kita tentang panggilan Tuhan yang harus kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Tidak ada kata setengah-setengah dalam menjalani kehidupan kekristenan; sebaliknya kita harus mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar (baca Filipi 2:12). Karena itu Petrus menasihati agar kita berusaha dengan sungguh-sungguh, "...untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang." (2 Petrus 1:5-7). Kata sungguh-sungguh berarti melakukan dengan sepenuh hati, tidak asal-asalan atau main-main. Berusaha dengan sungguh-sungguh juga berarti bahwa kita berusaha tidak dengan kekuatan sendiri dalam melakukan apa yang difirmankan, tetapi mengacu pada respons kita terhadap panggilan Tuhan itu.
Rasul Paulus telah menerima panggilan Tuhan sejak berada dalam kandungan ibunya (baca Galatia 1:15-16). Namun, dalam perjalanan hidupnya, Paulus, yang saat itu masih bernama Saulus, justru memusuhi Kristus dengan cara menganiaya para pengikut Tuhan. Dengan segala cara Saulus berusaha untuk menumpas umat Tuhan sampai pada akhirnya Tuhan sendiri yang menegur dia ketika melakukan perjalanan ke Damsyik. Sejak saat itu hidup Saulus diubahkan dan mengalami kelahiran baru, sehingga namanya pun diganti menjadi Paulus.
Paulus menyadari bahwa dipanggil Tuhan adalah kasih karunia yang luar biasa. Karena itu tidak ada alasan baginya untuk tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan panggilan Tuhan ini. Ia mulai bersungguh-sungguh dalam mengerjakan panggilan Tuhan ini. Ia mulai menyadari akan artinya hidup: "...aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:20a). Paulus mengabdikan seluruh hidupnya untuk Kristus. Apakah kita menjalankan ibadah dan pelayanan hanya untuk sekedar berpartisipasi ataukah kita sadar akan panggilan Tuhan?
Bila kita merespons panggilanNya, kita akan bersungguh-sungguh dalam mengiring Tuhan; apapun yang terjadi kita tidak akan pernah undur, tapi roh kita makin kuat dan makin menyala-nyala bagi Dia.
Sunday, July 31, 2011
Saturday, July 30, 2011
IMAN SEORANG WANITA: Ia Pulih dan Sembuh
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juli 2011 -
Baca: Markus 5:25-34
"Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk." Markus 5:26
Ada seorang wanita yang mengalami penderitaan begitu berat dalam hidupnya. Selama dua belas tahun, bukan seminggu, sebulan atau setahun (waktu yang sangat lama), ia menderita pendarahan. Darah yang seharusnya berada di dalam tubuh keluar terus sehingga keadaannya sudah sangat buruk. Berbagai usaha telah ia lakukan demi mendapatkan kesembuhan tapi selalu saja gagal. Bahkan sudah banyak tabib yang ia datangi tapi hasilnya tetap nihil, justru ia makin menderita karena sakit tidak kunjung sembuh dan semua harta yang ada padanya sudah ludes untuk biaya pengobatan. Secara manusia wanita ini sudah tidak tahan dan putus pengharapan. Harapan untuk hidup rasa-rasanya sudah sangat tipis. Tak bisa dibayangkan betapa menderitanya wanita itu. Jika orang lain yang mengalaminya belum tentu dapat bertahan, bisa saja mereka akan mengakhiri hidupnya alias bunuh diri. Tetapi wanita ini tidak menyerah pada keadaan.
Selalu ada jalan jika kita mau berusaha. Setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidupnya, tetapi yang menjadikan seseorang tampil sebagai pemenang adalah bagaimana cara ia mengatasi masalahnya. Perempuan itu mendengar kabar tentang Yesus, lalu timbullah iman di dalam hatinya. Ada tertulis bahwa "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Melalui kesaksian banyak orang timbullah iman dalam diri wanita ini dan ia pun mulai melangkah dalam ketekunan. Harapannya kembali timbul, dan karena pengharapannya itu ia mampu menerobos ribuan orang yang sedang mengerumuni Yesus. Wanita ini tidak mempedulikan kodisi fisiknya yang lemah tetapi ia tetap bertekun dan berusaha menjamah jubah Yesus. Mata wanita itu hanya tertuju kepada Yesus.
Untuk berjumpa dengan Yesus ada banyak sekali penghalang karena Yesus selalu dikelilingi oleh banyak orang. Ia juga tidak peduli dengan cemoohan dan hinaan orang-orang di sekitarnya. Karena fokusnya adalah bertemu Yesus ia beroleh kekuatan. Wanita itu percaya dengan iman bahwa Yesus sanggup melakukan perkara besar. Iman adalah hal yang paling penting, karena tanpa iman tidak seorang pun dapat berkenan kepada Tuhan.
Masalah seberat apa pun, jika kita bersama Yesus kita pasti akan keluar sebagai pemenang.
Baca: Markus 5:25-34
"Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk." Markus 5:26
Ada seorang wanita yang mengalami penderitaan begitu berat dalam hidupnya. Selama dua belas tahun, bukan seminggu, sebulan atau setahun (waktu yang sangat lama), ia menderita pendarahan. Darah yang seharusnya berada di dalam tubuh keluar terus sehingga keadaannya sudah sangat buruk. Berbagai usaha telah ia lakukan demi mendapatkan kesembuhan tapi selalu saja gagal. Bahkan sudah banyak tabib yang ia datangi tapi hasilnya tetap nihil, justru ia makin menderita karena sakit tidak kunjung sembuh dan semua harta yang ada padanya sudah ludes untuk biaya pengobatan. Secara manusia wanita ini sudah tidak tahan dan putus pengharapan. Harapan untuk hidup rasa-rasanya sudah sangat tipis. Tak bisa dibayangkan betapa menderitanya wanita itu. Jika orang lain yang mengalaminya belum tentu dapat bertahan, bisa saja mereka akan mengakhiri hidupnya alias bunuh diri. Tetapi wanita ini tidak menyerah pada keadaan.
Selalu ada jalan jika kita mau berusaha. Setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidupnya, tetapi yang menjadikan seseorang tampil sebagai pemenang adalah bagaimana cara ia mengatasi masalahnya. Perempuan itu mendengar kabar tentang Yesus, lalu timbullah iman di dalam hatinya. Ada tertulis bahwa "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Melalui kesaksian banyak orang timbullah iman dalam diri wanita ini dan ia pun mulai melangkah dalam ketekunan. Harapannya kembali timbul, dan karena pengharapannya itu ia mampu menerobos ribuan orang yang sedang mengerumuni Yesus. Wanita ini tidak mempedulikan kodisi fisiknya yang lemah tetapi ia tetap bertekun dan berusaha menjamah jubah Yesus. Mata wanita itu hanya tertuju kepada Yesus.
Untuk berjumpa dengan Yesus ada banyak sekali penghalang karena Yesus selalu dikelilingi oleh banyak orang. Ia juga tidak peduli dengan cemoohan dan hinaan orang-orang di sekitarnya. Karena fokusnya adalah bertemu Yesus ia beroleh kekuatan. Wanita itu percaya dengan iman bahwa Yesus sanggup melakukan perkara besar. Iman adalah hal yang paling penting, karena tanpa iman tidak seorang pun dapat berkenan kepada Tuhan.
Masalah seberat apa pun, jika kita bersama Yesus kita pasti akan keluar sebagai pemenang.
Subscribe to:
Posts (Atom)