Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Maret 2011 -
Baca: 1 Timotius 4:1-10
"Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa diwaktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan" 1 Timotius 4:1
Akhir-akhir ini banyak bermunculan ajaran-ajaran sesat yang dibungkus begitu rapi sampai-sampai banyak orang yang tidak tahu kalau mereka sedang diperdayai, semisal: aliran Mormon, saksi Yehovah dan sebagainya. Yang jelas, ajaran sesat adalah ajaran yang berlawanan dengan firman Tuhan dan tidak sesuai dengan Injil. Ajaran sesat ini dikerjakan oleh orang-orang yang berada di bawah kendali roh-roh penyesat atau Iblis. Misi mereka adalah menjerat orang-orang yang lemah imannya untuk dijadikan penganutnya.
Sebagai orang percaya kita tidak perlu terkejut atau takut karena Alkitab sudah lebih dulu menyatakan bahwa di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan yang keduakalinya akan ada banyak ajaran-ajaran sesat. Tertulis: "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?" (Matius 7:15-16). Jadi Tuhan sudah tahu apa yang akan terjadi kelak, karena Dia adalah Mahatahu. Pertanyaannya: bagaimana supaya kita tetap kuat mengiring Tuhan dan tidak dapat disesatkan oleh mereka? Ingat! Setiap manusia diciptakan dengan kehendak bebas (free will). Kita punya hak memilih sebagaimana bangsa Israel di perhadapkan dengan pilihan: memilih beribadah kepada Tuhan atau allah lain. Tapi Yosua dengan tegas berkata, "...aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" (Yosua 24:15b). Ketika orang membuka diri untuk ajaran-ajaran sesat, roh-roh penyesat akan bekerja dalam dirinya. Berhati-hatilah, jangan sampai kita lengah dan terpedaya! "...jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah." (1 Timotius 4:7).
Kita harus meningkatkan ibadah kita dan tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah yang ada supaya 'telinga rohani' kita semakin peka dengan ajaran-ajaran yang sehat. Semakin banyak kita belajar dan merenungkan firman Tuhan, pancaindera kita pun akan semakin terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat (baca Ibrani 5:14).
Jangan kuatir, Roh Kudus akan menolong, membimbing dan mengurapi kita dengan kuasaNya, sehingga kita punya keberanian untuk menolak setiap ajaran yang tidak sesuai dengan Injil Kristus!
Thursday, March 31, 2011
Wednesday, March 30, 2011
PERHATIKAN DAN AWASILAH HIDUPMU!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Maret 2011 -
Baca: 1 Timotius 4:11-16
"Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." 1 Timotius 4:16
Kata awas berarti suatu peringatan agar kita berhati-hati. Bukankah kita sering menjumpai kata-kata peringatan semacam ini tertulis di mana-mana? Di jalan raya misalnya: "Awas ada tikungan; Awas ada perbaikan jalan; Awas banyak anak sekolah" dan sebagainya. Ada pula yang lebih ekstrem lagi, "Awas ada anjing galak!". Itu semua berarti kita harus memperhatikan peringatan ini dengan sungguh, sebab bila kita melanggarnya pasti sangat membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.
Firman Tuhan menasihati agar kita mengawasi diri sendiri terlebih dahulu, bukan orang lain. Memang, pekerjaan yang mudah adalah kita mengawasi, mengamat-amati, menilai, mengoreksi kelemahan serta menghakimi orang lain. Sebaliknya untuk mengawasi diri sendiri atau bercermin pada diri sendiri tidak semua orang mau melakukannya. Tetapi rasul Paulus mengingatkan demikian, "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain." (Galatia 6:4).
Berdasarkan ayat nas di atas ada 2 hal yang harus kita awasi: diri kita sendiri dan juga ajaran yang kita terima. Apa saja itu? Paulus berkata, "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12b). Bagaimana dengan perkataan kita? Yang kita perkatakan menunjukkan siapa kita. Kata-kata firman yang membangun, menguatkan dan memberkati orang lain, ataukah kata-kata sia-sia yang terlontar (umpatan, kutuk dan sebagainya). Bagaimana dengan tingkah laku kita? Apakah selama ini tingkah laku kita sudah sesuai dengan firman Tuhan atau malah jadi batu sandungan bagi orang lain? Begitu pula dalam hal kasih, kesetiaan dan juga kesucian. Kalau kehidupan kita sudah baik dan berkenan kepada Tuhan barulah kita boleh mengawasi orang lain! Sedangkan hal ajaran berbicara tentang apa pun yang kita terima dan dengar, apakah firman Tuhan atau ajaran-ajaran lain. Akhir-akhir ini banyak sekali ajaran-ajaran yang menyesatkan. Bila kita tidak berakar kuat di dalam firman Tuhan, kita akan mudah tersesat.
Mari kita koreksi hidup kita, supaya hidup kita menjadi teladan!
Baca: 1 Timotius 4:11-16
"Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." 1 Timotius 4:16
Kata awas berarti suatu peringatan agar kita berhati-hati. Bukankah kita sering menjumpai kata-kata peringatan semacam ini tertulis di mana-mana? Di jalan raya misalnya: "Awas ada tikungan; Awas ada perbaikan jalan; Awas banyak anak sekolah" dan sebagainya. Ada pula yang lebih ekstrem lagi, "Awas ada anjing galak!". Itu semua berarti kita harus memperhatikan peringatan ini dengan sungguh, sebab bila kita melanggarnya pasti sangat membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.
Firman Tuhan menasihati agar kita mengawasi diri sendiri terlebih dahulu, bukan orang lain. Memang, pekerjaan yang mudah adalah kita mengawasi, mengamat-amati, menilai, mengoreksi kelemahan serta menghakimi orang lain. Sebaliknya untuk mengawasi diri sendiri atau bercermin pada diri sendiri tidak semua orang mau melakukannya. Tetapi rasul Paulus mengingatkan demikian, "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain." (Galatia 6:4).
Berdasarkan ayat nas di atas ada 2 hal yang harus kita awasi: diri kita sendiri dan juga ajaran yang kita terima. Apa saja itu? Paulus berkata, "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12b). Bagaimana dengan perkataan kita? Yang kita perkatakan menunjukkan siapa kita. Kata-kata firman yang membangun, menguatkan dan memberkati orang lain, ataukah kata-kata sia-sia yang terlontar (umpatan, kutuk dan sebagainya). Bagaimana dengan tingkah laku kita? Apakah selama ini tingkah laku kita sudah sesuai dengan firman Tuhan atau malah jadi batu sandungan bagi orang lain? Begitu pula dalam hal kasih, kesetiaan dan juga kesucian. Kalau kehidupan kita sudah baik dan berkenan kepada Tuhan barulah kita boleh mengawasi orang lain! Sedangkan hal ajaran berbicara tentang apa pun yang kita terima dan dengar, apakah firman Tuhan atau ajaran-ajaran lain. Akhir-akhir ini banyak sekali ajaran-ajaran yang menyesatkan. Bila kita tidak berakar kuat di dalam firman Tuhan, kita akan mudah tersesat.
Mari kita koreksi hidup kita, supaya hidup kita menjadi teladan!
Subscribe to:
Posts (Atom)