Wednesday, February 17, 2021

ADA TUHAN YANG TURUT BERPERANG!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Februari 2021

Baca:  Mazmur 61:1-9

"Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh."  Mazmur 61:4

Medan peperangan adalah suatu tempat yang sangat tidak enak, penuh ketegangan, kegentaran, kengerian.  Semua orang yang terlibat dalam peperangan pasti dihantui rasa takut, serasa dikejar-kejar maut.  Begitu pula kehidupan orang percaya, kita semua diperhadapkan dengan peperangan setiap hari.  Salah satu peperangan adalah perang menghadapi masalah dan pergumulan hidup!  Meskipun berada dalam situasi yang berat jangan pernah ada dalam kamus hidup kita kata-kata menyerah dan berhenti berjuang.  Betapa sering kita mencari Tuhan dan berserah kepada-Nya di saat-saat akhir ketika kita menemui jalan buntu, setelah segala cara yang telah kita tempuh tak membuahkan hasil dan semuanya berujung pada kegagalan.  Tak perlu takut menghadapi peperangan!  Teruslah maju, karena saat kita berserah penuh kepada Tuhan kita tidak berperang dan berjuang sendirian, ada Tuhan yang turut bekerja,  "TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."  (Keluaran 14:14).

     Ketika masih menjadi penggembala domba Daud menghadapi peperangan setiap hari, karena ia harus menghalau binatang-binatang buas yang mencoba memangsa kawanan domba yang digembalakannya.  Untuk itu gembala menggunakan gada dan tongkat.  Itulah yang menguatkan iman Daud bahwa ia punya Tuhan, Gembala Agung yang selalu membela dan melindungi dengan gada dan tongkat-Nya,  "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."  (Mazmur 23:4).

     Pengalaman hidup berjalan bersama Tuhan inilah yang mengajarkan Daud untuk selalu memakai iman di setiap langkah hidupnya.  "Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh. Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya, biarlah aku berlindung dalam naungan sayap-Mu!"  (Mazmur 61:4-5).

"Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."  (2 Tawarikh 20:12), karena Engkau Tuhan, EL-GIBHOR, Tuhan yang perkasa yang menyertai langkah kami.

Tuesday, February 16, 2021

BERLAKULAH BIJAK DI SEGALA SITUASI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Februari 2021

Baca:  Amsal 8:1-36

"Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya."  Amsal 8:33

Di tengah situasi dunia yang serba tidak menentu dan mudah sekali berubah, orang percaya dituntut memiliki hati bijaksana dalam menyikapi segala sesuatunya.  Kalau tidak, kita akan mudah hanyut oleh derasnya arus dunia ini yang membawa kita semakin jauh dari Tuhan.  Jika tak punya hati yang bijaksana kita akan mudah sekali kecewa, sakit hati, marah, putus asa, mengasihani diri sendiri, mengikuti keinginan daging.  Rasul Paulus menasihati,  "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat."  (Efesus 5:15-16).

     Menjalani hari-hari berat ini kita perlu berdoa seperti Musa,  "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."  (Mazmur 90:12).  Secara etimologi bahasa, orang bijaksana adalah orang yang mampu bersikap dengan tepat di setiap keadaan atau situasi, merespons dengan sikap hati yang benar setiap peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam hidupnya.  Bagaimana supaya punya hati bijak?  "...berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku. Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak;"  (Amsal 8:32-33).  Adalah ketika kita hidup dekat dengan Tuhan, merenungkan firman-Nya siang malam, serta melakukannya.  "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian."  (Amsal 9:10).

     Hikmat yang sejati hanya dapat kita peroleh melalui hubungan karib dengan Tuhan, karena Dia adalah Sumber Hikmat.  Jadi, kebijaksanaan yang sejati takkan kita dapatkan dari membaca buku-buku ilmu pengetahuan, buku filsafat, atau buku-buku karangan manusia lainnya, melainkan ketika merenungkan firman Tuhan yang hidup!  Salomo adalah contoh orang yang memiliki hikmat luar biasa  (1 Raja-Raja 4:29-34).  Hikmat diperoleh karena Salomo memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, namun ketika ia mulai menyimpang dari jalan-jalan Tuhan dan meninggalkan-Nya, saat itulah Salomo sedang berjalan menuju kepada kehancuran.

Memiliki hati bijaksana adalah hasil dari orang yang berproses:  taat dan hidup dekat Tuhan!