Tuesday, February 16, 2021

BERLAKULAH BIJAK DI SEGALA SITUASI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Februari 2021

Baca:  Amsal 8:1-36

"Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya."  Amsal 8:33

Di tengah situasi dunia yang serba tidak menentu dan mudah sekali berubah, orang percaya dituntut memiliki hati bijaksana dalam menyikapi segala sesuatunya.  Kalau tidak, kita akan mudah hanyut oleh derasnya arus dunia ini yang membawa kita semakin jauh dari Tuhan.  Jika tak punya hati yang bijaksana kita akan mudah sekali kecewa, sakit hati, marah, putus asa, mengasihani diri sendiri, mengikuti keinginan daging.  Rasul Paulus menasihati,  "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat."  (Efesus 5:15-16).

     Menjalani hari-hari berat ini kita perlu berdoa seperti Musa,  "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."  (Mazmur 90:12).  Secara etimologi bahasa, orang bijaksana adalah orang yang mampu bersikap dengan tepat di setiap keadaan atau situasi, merespons dengan sikap hati yang benar setiap peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam hidupnya.  Bagaimana supaya punya hati bijak?  "...berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku. Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak;"  (Amsal 8:32-33).  Adalah ketika kita hidup dekat dengan Tuhan, merenungkan firman-Nya siang malam, serta melakukannya.  "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian."  (Amsal 9:10).

     Hikmat yang sejati hanya dapat kita peroleh melalui hubungan karib dengan Tuhan, karena Dia adalah Sumber Hikmat.  Jadi, kebijaksanaan yang sejati takkan kita dapatkan dari membaca buku-buku ilmu pengetahuan, buku filsafat, atau buku-buku karangan manusia lainnya, melainkan ketika merenungkan firman Tuhan yang hidup!  Salomo adalah contoh orang yang memiliki hikmat luar biasa  (1 Raja-Raja 4:29-34).  Hikmat diperoleh karena Salomo memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, namun ketika ia mulai menyimpang dari jalan-jalan Tuhan dan meninggalkan-Nya, saat itulah Salomo sedang berjalan menuju kepada kehancuran.

Memiliki hati bijaksana adalah hasil dari orang yang berproses:  taat dan hidup dekat Tuhan!

Monday, February 15, 2021

HARUS SIAP DITEGUR DAN DIHAJAR!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Februari 2021

Baca:  Yesaya 57:14-21

"Aku murka karena kesalahan kelobaannya, Aku menghajar dia, menyembunyikan wajah-Ku dan murka, tetapi dengan murtad ia menempuh jalan yang dipilih hatinya."  Yesaya 57:17

Cara Tuhan menggenapkan rencana-Nya dalam hidup seseorang tak mudah untuk dimengerti.  Adakalanya orang harus mengalami proses, teguran dan hajaran tangan-Nya!  Proses, teguran dan hajaran Tuhan itu bisa berupa masalah, sakit-penyakit, krisis keuangan dan kesulitan-kesulitan lainnya.  Dalam hal ini bukan berarti Tuhan mempunyai maksud jahat, bukan pula Ia tidak lagi mengasihi kita.  Tuhan harus berlaku keras dan menyatakan murka-Nya karena Ia mendapati kita sudah berjalan melenceng dari rencana-Nya, tak lagi menghiraukan peringatan-peringatan-Nya.  Saat ditegur dan dihajar Tuhan kita benar-benar merasakan perih dan sakit, tapi semua ini mendatangkan kebaikan bagi kita, sebab  "...Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."  (Ibrani 12:6).

     Adakah bapa di dunia ini akan diam saja ketika melihat anak-anaknya nakal?  Bila tak bisa ditegur dengan cara halus, ia pasti akan menegur keras dan kalau perlu menghajarnya, meski saat menghajar anak-anaknya bapa harus menahan tangis di dalam hati.  Tuhan tahu yang terbaik untuk hidup anak-anak-Nya!  Tuhan menegur dan menghajar kita karena Dia tidak menginginkan kita binasa.  Di balik teguran dan hajaran-Nya Tuhan punya rencana yang terbaik yaitu supaya kita benar-benar menjadi ahli waris-Nya yang kelak hidup memerintah bersama Dia di sorga.  Jelas sekali bahwa tujuan Tuhan menegur dan menghajar agar supaya kita tidak menjadi anak-anak gampang  (Ibrani 12:8).

     Begitu pula, Tuhan menegur dan memperingatkan bangsa Israel, umat pilihan-Nya, karena mereka telah meninggalkan Tuhan dan bahkan beribadah kepada ilah lain, padahal mereka telah mengecap kasih dan kebaikan Tuhan,  "...mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."  (Ulangan 32:21).  Karena itu Tuhan harus mendisiplinkan mereka agar mereka terhindar dari bahaya dan malapetaka.

Teguran dan hajaran Tuhan sering menimbulkan persepsi yang salah dalam diri kita, padahal di balik semuanya itu Tuhan punya rencana yang indah untuk kita!