Tuesday, February 2, 2021

ESTER: Rencana Tuhan Digenapi!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Februari 2021

Baca:  Ester 2:1-18

"'Dan gadis yang terbaik pada pemandangan raja, baiklah dia menjadi ratu ganti Wasti.' Hal itu dipandang baik oleh raja, dan dilakukanlah demikian."  Ester 2:4

Dilatarbelakangi ketidaktaatan ratu Wasti kepada raja Ahasyweros, para penasihat kerajaan menyarankan raja mencari pengganti ratu.  Diadakanlah seleksi untuk mencari calon permaisuri bagi raja.  Mendengar hal itu Mordekhai, anak dari saudara ayah Ester, pun mencalonkan Ester, yang asalnya bernama Hadasa, untuk mengikuti seleksi.  Ini bukan perkara mudah bagi Ester, karena ia berstatus budak sekaligus tawanan, ditambah lagi ia keturunan bangsa Yahudi, bangsa jajahan raja Ahasyweros.  Jadi Ester harus merahasiakan latar belakang hidupnya, sebab jika raja tahu, resikonya sangat besar yaitu hukuman mati.

     Dalam proses  'karantina'  penyeleksian  "...banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, di bawah pengawasan Hegai, maka Esterpun dibawa masuk ke dalam istana raja, di bawah pengawasan Hegai, penjaga para perempuan."  (Ester 2:8).  Di sini Ester diajari bagaimana ia harus bertutur kata dan berperilaku.  Secara pemikiran manusia Ester tidak punya harapan dan masa depan, karena ia yatim piatu  (Ester 2:7), tapi bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil.  Karena campur tangan Tuhan akhirnya Ester terpilih menjadi permaisuri raja!  (Ester 2:17).  Pengangkatan Ester menjadi permaisuri raja adalah bukti betapa dahsyatnya kuasa Tuhan!  Mengapa Tuhan memilih Ester?  Karena Tuhan hendak menolong bangsa Israel dari penindasan bangsa Media Persia.  Ester dipilih karena ia punya ketaatan dan kerendahan hati.  Karakter inilah yang membedakan Ester dengan gadis-gadis yang lain.  Sekalipun setiap gadis yang mendapat giliran masuk menghadap raja mempunyai hak meminta apa saja untuk dibawa masuk ke istana  (Ester 2:13), tapi Ester tidak menggunakan senjata  'aji mumpung'  "...ia tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja,"  (Ester 2:15).

     Ketaatan Ester ini akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa.  Bukan hanya dari semua orang yang melihatnya timbul rasa kasih sayang  (Ester 2:9, 15), namun raja Ahasyweros pun tersentuh hati setelah melihat dia  (Ester 2:17).

Bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil!  Tidak ada rencana-Nya yang tak tergenapi!

Monday, February 1, 2021

HARUSLAH MELAYANI TUHAN DENGAN BENAR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Februari 2021

Baca:  1 Korintus 2:1-5

"Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan."  1 Korintus 2:2

Sekalipun Paulus adalah murid dari Gamaliel, seorang guru besar atau rabi Yahudi yang sangat terkemuka di zaman itu, tetapi ia tidak memberitakan Injil dengan istilah-istilah teologia yang tinggi, yang sulit dimengerti oleh jemaat awam, atau memberitakan Injil dengan bahasa-bahasa puitis yang dapat  'membius'  para pendengarnya... tapi ia memberitahukan Injil dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti, sehingga berita firman tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran.

     Namun yang terutama inti pemberitaan Paulus adalah tentang Yesus Kristus, Sang Juruselamat, yang telah mati dan disalibkan untuk menebus dosa umat manusia,  "...aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus,..."  (ayat nas).  Hal ini memang perlu dipertegas!  Karena ada banyak hamba Tuhan, ketika melayani pekerjaan Tuhan, yang menjadi fokus pemberitaan adalah diri sendiri, bukan pribadi Tuhan Yesus.  Jadi tujuan pelayanannya adalah mencari popularitas, kemegahan diri sendiri, mengedepankan pribadi sendiri.  Berbeda sekali dengan tujuan Paulus memberitakan Injil, yaitu supaya jemaat mengenal pribadi Kristus lebih dan lebih lagi, mengalami jamahan kasih Tuhan, hidup meneladani Kristus.  Rasul Paulus rindu jemaat Korintus benar-benar menjadikan Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat dalam hidup mereka.  Kunci utama keberhasilan pelayanan rasul Paulus adalah kerendahan hati.  Tak pernah ia malu menyampaikan kekurangan dan kelemahannya di hadapan jemaat.  Ini menunjukkan bahwa ia tak pernah menganggap dirinya paling hebat, paling benar, atau paling suci.  Paulus juga berusaha sedemikian rupa supaya pelayanannya berkenan di hadapan Tuhan tidak hanya fasih bicara firman, tapi berusaha menjadi pelaku firman dan teladan bagi jemaat, karena itu ia tidak melayani dengan sembarangan atau asal-asalan,  "...supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak."  (1 Korintus 9:27).

     Sadar bahwa melayani Tuhan adalah pekerjaan Roh, rasul Paulus selalu mengandalkan Tuhan dan Roh Kudus dalam pelayanannya.

Biarlah hanya nama Tuhan yang dipermuliakan di setiap pelayanan kita!