Monday, February 1, 2021

HARUSLAH MELAYANI TUHAN DENGAN BENAR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Februari 2021

Baca:  1 Korintus 2:1-5

"Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan."  1 Korintus 2:2

Sekalipun Paulus adalah murid dari Gamaliel, seorang guru besar atau rabi Yahudi yang sangat terkemuka di zaman itu, tetapi ia tidak memberitakan Injil dengan istilah-istilah teologia yang tinggi, yang sulit dimengerti oleh jemaat awam, atau memberitakan Injil dengan bahasa-bahasa puitis yang dapat  'membius'  para pendengarnya... tapi ia memberitahukan Injil dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti, sehingga berita firman tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran.

     Namun yang terutama inti pemberitaan Paulus adalah tentang Yesus Kristus, Sang Juruselamat, yang telah mati dan disalibkan untuk menebus dosa umat manusia,  "...aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus,..."  (ayat nas).  Hal ini memang perlu dipertegas!  Karena ada banyak hamba Tuhan, ketika melayani pekerjaan Tuhan, yang menjadi fokus pemberitaan adalah diri sendiri, bukan pribadi Tuhan Yesus.  Jadi tujuan pelayanannya adalah mencari popularitas, kemegahan diri sendiri, mengedepankan pribadi sendiri.  Berbeda sekali dengan tujuan Paulus memberitakan Injil, yaitu supaya jemaat mengenal pribadi Kristus lebih dan lebih lagi, mengalami jamahan kasih Tuhan, hidup meneladani Kristus.  Rasul Paulus rindu jemaat Korintus benar-benar menjadikan Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat dalam hidup mereka.  Kunci utama keberhasilan pelayanan rasul Paulus adalah kerendahan hati.  Tak pernah ia malu menyampaikan kekurangan dan kelemahannya di hadapan jemaat.  Ini menunjukkan bahwa ia tak pernah menganggap dirinya paling hebat, paling benar, atau paling suci.  Paulus juga berusaha sedemikian rupa supaya pelayanannya berkenan di hadapan Tuhan tidak hanya fasih bicara firman, tapi berusaha menjadi pelaku firman dan teladan bagi jemaat, karena itu ia tidak melayani dengan sembarangan atau asal-asalan,  "...supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak."  (1 Korintus 9:27).

     Sadar bahwa melayani Tuhan adalah pekerjaan Roh, rasul Paulus selalu mengandalkan Tuhan dan Roh Kudus dalam pelayanannya.

Biarlah hanya nama Tuhan yang dipermuliakan di setiap pelayanan kita!

Sunday, January 31, 2021

TERJEBAK DALAM PENYEMBAHAN BERHALA!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Januari 2021

Baca:  1 Tawarikh 10:1-4

"Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap TUHAN, oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah,"  1 Tawarikh 10:13

Bangsa Israel adalah bangsa pilihan yang sangat dikasihi oleh Tuhan.  Mereka menjadi obyek curahan kasih Tuhan!

     Meski selalu mengecap kebaikan Tuhan dan pertolongan-Nya, mereka suka sekali memberontak terhadap Tuhan dan tidak lagi setia kepada-Nya.  Salah satu contoh perbuatan mereka yang menyakiti hati Tuhan adalah ketika diperhadapkan dengan masalah, tidak lagi meminta petunjuk kepada Tuhan, tapi malah meminta petunjuk kepada peramal.  Padahal Tuhan sudah memperingatkan dengan keras,  "Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati."  (Ulangan 18:10-11).  Saul, selaku pemimpin Israel, justru melanggar peringatan Tuhan ini!  Ketika orang Filistin berperang melawan orang Israel Saul mengalami ketakutan yang luar biasa, dan saat takut Saul bukannya mencari Tuhan dan meminta pertolongan kepada-Nya, tapi justru melakukan kesalahan yang sangat fatal, dengan meminta petunjuk kepada seorang perempuan pemanggil arawah.  "Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN,..."  (Imamat 19:31).

     Memercayai arwah, peramal, dukun atau orang pintar artinya kita menajiskan diri dengan berhala dan bersepakat dengan kuasa gelap  (Iblis).  Banyak orang yang lebih percaya kepada dukun, peramal, atau paranormal, daripada kepada Tuhan.  Ketika usaha atau bisnis sedang sepi, ketika belum mendapatkan jodoh, supaya karir cepat menanjak, orang rela mengeluarkan uang untuk meminta petunjuk kepada dukun, arwah atau paranormal, agar mendapatkan pertolongan secara instan.  Mereka tidak sadar bahwa saat itu pula mereka sedang masuk dalam perangkap dan jerat dari kuasa kegelapan.

Penyembahan berhala adalah suatu dosa besar dan kekejian di mata Tuhan!