Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Januari 2021
Baca: Yesaya 43:1-7
"Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu." Yesaya 43:4
Setiap orang yang percaya kepada Kristus disebut anak-anak Tuhan. Oleh karena itu kita patut bersyukur dan berbangga sebab kita ini berharga di mata Tuhan (ayat nas). Berharga di mata Tuhan berarti istimewa di pemandangan-Nya.
Mengapa kita disebut istimewa? "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu." (Yohanes 15:16a), dan kita dipilih sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4). Kata 'dipilih' (Yunani, eleksegomai) berarti memilih dengan pertimbangan khusus. Kalau Tuhan sendiri yang memilih tentunya Ia tidak akan pernah salah dalam memilih dan tidak akan pernah pula menyesali sesuatu yang telah dipilih-Nya (Roma 11:29). Apa tujuan Tuhan memilih kita? "...supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya." (Efesus 1:4). Jadi tujuannya adalah untuk pengudusan, dipisahkan dari cara hidup dunia, dipindahkan dari kegelapan dunia kepada terang-Nya yang ajaib untuk hidup sepenuhnya bagi Dia. Kita ini istimewa dan berharga di mata Tuhan karena hidup kita telah ditebus melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib. Hal penebusan dosa selalu berkaitan dengan darah dan juga kematian. Di dalam Perjanjian Lama binatang yang dikorbankan harus mati untuk melunasi dosa, dan darah binatang-binatang yang dicurahkan akan menjadi suatu keharuman di hadapan Tuhan. Tetapi dalam Perjanjian Baru ditegaskan bahwa Tuhan tidak lagi berkenan kepada persembahan binatang (Ibrani 10:4-6); kematian dan pengorbanan Kristus itulah yang berkenan kepada Tuhan "...Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, ...Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan." (Ibrani 10:12, 14). Kesemuanya itu adalah bukti betapa Tuhan sangat mengasihi kita!
Banyak orang Kristen tak menyadari dirinya istimewa dan berharga di mata Tuhan sehingga mereka menjalani hidup sembrono dan asal-asalan, padahal Tuhan menghendaki kita memiliki hidup yang berbeda dengan dunia.
Tuhan memilih kita supaya hidup kita ini kudus dan menjadi kesaksian bagi dunia!