Tuesday, January 26, 2021

LAKUKAN SEKARANG ATAU TIDAK SAMA SEKALI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Januari 2021

Baca:  Amsal 26:1-28

"Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya."  Amsal 26:14

Tuhan memberikan berkat  'waktu'  kepada semua manusia di dunia ini dalam porsi yang sama, tidak ada yang lebih banyak atau lebih sedikit, yaitu 24 jam dalam sehari atau 168 jam dalam seminggu.  Masalahnya tidak semua orang bisa menghargai waktu dan menggunakannya sebaik mungkin.

     Pada umumnya manusia membutuhkan waktu untuk tidur 8 jam/hari.  Jadi kalau dihitung selama seminggu, waktu yang diperlukan manusia untuk tidur adalah 56 jam.  Berarti waktu produktif manusia selama seminggu adalah 112 jam.  Coba renungkan:  dari 112 jam tersebut, berapa jam waktu yang kita pergunakan untuk mengerjakan hal-hal penting dan berguna?  Berapa jam waktu yang terbuang untuk melakukan hal-hal yang tak bermanfaat?  Berapa jam waktu yang kita pergunakan atau sisihkan untuk mengerjakan perkara-perkara rohani:  beribadah, bersaat teduh  (doa dan baca Alkitab), melayani pekerjaan Tuhan, menabur kebaikan kepada sesama?  Setiap orang memiliki kebebasan untuk menggunakan waktu tersebut!  Jadi pilihan hidup atau keputusana ada pada kita masing-masing:  menjadi orang yang rajin atau malas, orang yang berhasil atau gagal.  Ingat!  Tuhan memberikan kesempatan dan tanggung jawab kepada setiap kita sesuai dengan talenta masing-masing.  Baca tentang perumpamaan talenta!  (Matius 25:14-30).  Dari perumpamaan ini akhirnya didapati ada dua jenis hamba, yaitu hamba yang setia dan hamba yang malas.  Tuhan sangat menghargai orang-orang yang setia, yang giat bekerja untuk mengembangkan talentanya, tanda bahwa mereka sangat menghargai waktu dan memanfaatkannya dengan baik.  Sebaliknya Tuhan mengecam keras hamba yang malas, yang membuang waktu percuma.  Tuhan menyebut hamba malas ini sebagai hamba yang jahat!  Akibat kemalasannya dalam mengembangkan talentanya, selain talentanya diambil kembali, ia pun dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap  (Matius 25:28-30).

     Kita masuk kategori hamba yang mana?  Yang setia atau yang malas?  Jika kita masih bermalas-malasan, segeralah berubah sebelum semuanya terlambat.

Pergunakan waktu sebaik mungkin, jangan bermalas-malasan!  Sebab kesempatan tidak datang dua kali!

Monday, January 25, 2021

TAK ADA KEADILAN HAKIKI DI DUNIA!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Januari 2021

Baca:  Mazmur 7:1-18

"Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang..."  Mazmur 7:10

Di mana-mana terjadi ketidakadilan!  Itulah dunia...  Sampai kapan pun kita takkan menemukan keadilan yang hakiki di dunia ini!  Yang ada hanyalah keadilan yang diputarbalikkan, keadilan yang diperjualbelikan, dan keadilan yang hanya berpihak kepada orang kaya, berduit dan berpangkat.  Bagaimana nasib orang-orang yang lemah dan miskin?  Mereka selalu menjadi korban dari ketidakadilan.  "Kami sekalian meraung seperti beruang; suara kami redup seperti suara burung merpati; kami menanti-nantikan keadilan, tetapi tidak ada, menanti-nantikan keselamatan, tetapi tetap jauh dari kami."  (Yesaya 59:11).  Tak ada keadilan di dunia ini,  "...Keadilan dan kekuatan hanya ada di dalam TUHAN."  (Yesaya 45:24a), karena Dia adalah satu-satunya Hakim Yang Mahaadil!

     Pada saatnya, keadilan yang sesungguhnya pasti ditegakkan!  Sebab apa pun yang manusia perbuat di dunia ini kelak harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.  Di sinilah keadilan yang hakiki dinyatakan, sebab dalam mengadili setiap orang Tuhan tidak melihat rupa, tidak melihat harta, tidak melihat pangkat...  pengadilan Tuhan benar-benar adil tanpa rekayasa.  Oleh sebab itu pemazmur memperingatkan agar kita berhati-hati dalam setiap perkataan dan perbuatan, karena  "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13).  Setiap kejahatan dan pelanggaran yang kita lakukan selalu ada konsekuensinya.  Jangan pernah menyangka bahwa semua yang kita perbuat itu tidak membawa dampak apa pun, tetapi justru kejahatan yang kita lakukan terhadap orang lain bisa menjadi bumerang bagi diri kita sendiri:  "Kelaliman yang dilakukannya kembali menimpa kepalanya, dan kekerasannya turun menimpa batu kepalanya."  (Mazmur 7:17).

     Bagi orang yang hidup benar dan takut akan Tuhan tak perlu takut menjalani hidup ini, tak perlu gentar terhadap orang yang berlaku jahat atau merancangkan kejahatan terhadap kita, sebab ia akan selalu berada dalam pembelaan dan perlindungan Tuhan!

Tuhan tidak bisa dipermainkan,  "Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya."  Mazmur 11:7