Friday, January 22, 2021

DALAM KEBENARAN TUHAN: Kunci Pemulihan Bangsa

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Januari 2021

Baca:  Amsal 14:1-35

"Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa."  Amsal 14:34

Tak bisa dipungkiri, keadaan bangsa Indonesia di segala bidang kehidupan saat-saat ini sedang memburuk, sebagai akibat pandemi Covid-19.  Bahkan dampak ini juga dirasakan seluruh negara lain di dunia.  Di tengah situasi bangsa yang sedang terpuruk ini masih saja ada oknum pejabat tak bertanggung jawab yang menggunakan jurus  'aji mumpung', menyalahgunakan jabatannya untuk mengeruk kekayaan demi kepentingan pribadi, ada pula berita tentang dana bantuan yang seharusnya disalurkan kepada rakyat kecil yang terdampak Covid-19, justru tidak tepat pada sasaran.  Orang-orang  'kecil'  pun semakin menjerit tak kuat menanggung beban hidup yang semakin berat.

     Ingat, dosa adalah noda bangsa  (ayat nas).  Bila setiap warga negara hidup taat kepada peraturan pemerintah, dan para pejabat pemerintahan menjalankan tugas yang diamanatkan kepadanya dengan hati yang takut akan Tuhan, dengan hidup tidak menyimpang dari kebenaran, keadaan bangsa pasti dapat segera dipulihkan.  "Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik."  (Titus 3:1).  Apa pun alasannya, ketaatan dan kepatuhan kita terhadap pemerintah dan undang-undang yang berlaku adalah perwujudan ketaatan dan kepatuhan kita kepada Tuhan.  Jika setiap warga negara dan juga para pemimpin menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan menolak dosa, Tuhan pasti turut campur tangan memulihkan keadaan bangsa kita.

     Maka, janganlah terjadi orang-orang  'besar'  memeras, menekan, dan menindas orang-orang  'kecil'  atau kaum lemah.  Kalau hal itu terjadi di bangsa ini, Tuhan sendiri yang akan berperkara, sebab Tuhan ada di pihak orang miskin dan lemah.  "Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia."  (Amsal 14:31).  Di tengah kondisi bangsa yang sedang memprihatinkan, marilah kita mendukung program pemerintah dan taat kepada pemimpin bangsa, karena mereka adalah orang-orang pilihan Tuhan, bukan menyalahkan dan menyudutkan pemimpin bangsa dengan segala cara.

Di mana ada kebenaran di situ pasti ada damai sejahtera, ketenangan dan ketenteraman  (Yesaya 32:17).

Thursday, January 21, 2021

ANAK TERANG: TIDAK HIDUP DALAM GELAP

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Januari 2021

Baca:  Efesus 5:1-21

"Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,"  Efesus 5:8

Seorang pengikut Kristus sejati adalah orang yang mampu bersikap tegas dan tak mengenal kata kompromi terhadap segala bentuk dosa.  Betapa banyak orang Kristen, sekalipun tampak aktif dalam kegiatan-kegiatan kerohanian  (pelayanan), masih belum sepenuhnya meninggalkan dosa.  Mereka masih melakukan dosa meski secara sembunyi-sembunyi, bahkan ketika melihat perbuatan-perbuatan kegelapan di depan mata tetap bungkam, pura-pura tak melihat.

     Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan dan disucikan oleh darah Kristus, janganlah menahan diri bila di depan mata kita melihat ada orang-orang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari firman Tuhan;  sebaliknya tegurlah, nasihati, peringatkan mereka.  Seorang pengikut Kristus sejati harus memiliki keberanian menunjukkan sikap membenci dosa, tidak berpihak pada kefasikan melainkan memihak kepada Tuhan.  "Siapakah yang bangkit bagiku melawan orang-orang jahat, siapakah yang tampil bagiku melawan orang-orang yang melakukan kejahatan?"  (Mazmur 94:16).  Tanda bahwa orang memihak kepada Tuhan adalah menjauhkan diri dan tidak memiliki persekutuan dengan perbuatan-perbuatan kegelapan.  "...janganlah kamu berkawan dengan mereka."  (Efesus 5:7), sebab pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik  (1 Korintus 15:33).  "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang."  (Amsal 13:20), dan  "Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan."  (Efesus 5:11-12), sebab  "...dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,"  (Efesus 5:8-9).

     Adakah buah-buah kebaikan, keadilan, kebenaran dihasilkan dari hidup Saudara?

Orang percaya memiliki tanggung jawab untuk menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan, dengan menjalani hidup yang berlawanan dengan cara hidup dunia.