Wednesday, January 20, 2021

HIDUP SEPERTI KRISTUS: Penurut-Penurut Tuhan (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Januari 2021

Baca:  1 Yohanes 2:1-6

"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  1 Yohanes 2:6

Hidup sama seperti Kristus hidup atau menjadi penurut Dia berarti kita bersedia membayar harga untuk menyalibkan kedagingan dan menjaga kesucian hidup.  Kita harus ingat bahwa tubuh kita ini adalah bait Roh Kudus, karena itu kita tidak boleh membicarakan tubuh ini menjadi kotor, ternoda dan tercemar.

     Kita harus menjaga tubuh ini dari segala bentuk kecemaran!  Rasul Petrus menasihati,  "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."  (1 Petrus 1:15-16).  Hidup dalam kekudusan bukanlah sekedar himbauan atau alternatif hidup, tapi merupakan suatu perintah yang harus ditaati.  Jadi menjaga kekudusan adalah hal yang mutlak bagi orang percaya.  Kita tidak boleh hidup sembrono!  Kita harus memisahkan diri dari cara hidup dunia yang sarat dengan kejahatan dan hawa nafsu, serta memberi diri hidup dalam kebenaran Tuhan... itulah persembahan yang berkenan, sebagaimana Kristus telah menjadikan diri-Nya sendiri sebagai persembahan yang harum bagi Bapa:  "...telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum..." (Efesus 5:2).  Karena itu jangan pernah menyia-nyiakan pengorbanan Kristus bagi kita!  Firman Tuhan memperingatkan dengan keras bahwa segala bentuk kecemaran dan kenajisan tidak akan mendapt tempat di dalam Kerajaan Sorga  (Efesus 5:5).  Siapa pun orangnya, tanpa terkecuali, selama masih melakukan hal-hal yang firman Tuhan sebutkan ini  (bersundal, cemar, serakah, penyembah berhala), tidak memiliki tempat di sorga.  Hidup seperti Kristus hidup atau menjadi penurut Tuhan berarti hidup dalam terang:  "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,"  (Efesus 5:8).

     Agar kehidupan kita dapat memancarkan terang di tengah dunia gelap ini, kita harus melekat kepada Sumber Terang:  Tuhan Yesus.  "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."  (Yohanes 8:12), sebab hanya terang yang dapat mengalahkan kegelapan! 

Orang Kristen harus menjadi penurut Kristus dan hidup sebagaimana Ia hidup!

Tuesday, January 19, 2021

HIDUP SEPERTI KRISTUS: Penurut-Penurut Tuhan (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Januari 2021

Baca:  1 Yohanes 2:1-6

"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." 1 Yohanes 2:6

Sebagai orang percaya yang adalah pengikut Kristus, kita wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup  (ayat nas).  Hidup sama seperti Kristus telah hidup berarti juga menjadi penurut-penurut Tuhan  (Efesus 5:1).

     Kata  'penurut'  (mimetai)  artinya peniru.  Orang percaya harus menjadi penurut-penurut Kristus:  mengikuti jejak-Nya, mencontoh dan menjadikan-Nya teladan utama dalam hidup, sama seperti anak yang harus meniru bapanya, sama seperti murid yang meneladani gurunya.  Adalah mutlak kita menjadi penurut-penurut Tuhan karena kita ini diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan  (Kejadian 1:26), maka sudah seharusnya kita mewarisi karakter Ilahi.  Tuhan berkata,  "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."  (Matius 5:48).  Paulus menegaskan,  "...kita semua...diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar."  (2 Korintus 3:18).  Petrus menghendaki,  "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."  (1 Petrus 1:15-16).

     Hidup sama seperti Kristus hidup atau menjadi penurut Dia berarti kita hidup dalam kasih.  "...hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita..."  (Efesus 5:2).  Seperti kata pepatah bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonya, begitu juga anak-anak Tuhan harus mewarisi karakter Ilahi.  Rasul Yohanes menegaskan Tuhan adalah kasih  (1 Yohanes 4:8), karena itu kita juga harus hidup di dalam kasih.  Mengasihi harus menjadi gaya hidup kita!  Menjalani hidup sebagai manusia baru berarti harus membuang karakter manusia lama yang cenderung mementingkan diri sendiri, mengasihi diri sendiri, dan mengabaikan orang lain.  Hidup di dalam kasih berarti punya empati terhadap orang lain, mudah peduli, bahkan mau berkorban bagi orang lain, sebab hakekat kasih adalah memberi, bukan menerima.  "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."  (Kisah 20:35b).  Orang percaya harus memiliki kasih dan mempraktekkannya dalam tindakan:  mengasihi sesama, termasuk musuh!