Monday, January 18, 2021

HAL-HAL YANG HARUS KITA BUANG

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Januari 2021

Baca:  Efesus 4:17-32

"Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu..."  Efesus 4:25-26

Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus ini Rasul Paulus mengingatkan tentang hal-hal yang harus dibuang dari kehidupan orang percaya, di antaranya adalah:  1.  Dusta.  Yaitu semua perkataan dan perbuatan yang palsu, bohong, tidak benar, penuh tipu muslihat atau kecurangan.  Sebagai pengikut Kristus kita harus membuang jauh-jauh dusta.  Tuhan menghendaki kita untuk berkata benar dan berlaku benar, hidup sesuai dengan firman Tuhan.  Ketahuilah bahwa dusta adalah pekerjaan Iblis.  Alkitab menyatakan,  "Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."  (Yohanes 8:44).  Maukah kita disebut anak-anak Iblis?  Kalau tidak mau disebut anak Iblis, berhentilah untuk berkata dusta.  Adalah keharusan bagi setiap orang percaya untuk menyatakan kebenaran, sebab status kita adalah orang-orang yang telah dibenarkan oleh darah Kristus!

     2.  Marah.  Sering dijumpai banyak orang Kristen gampang sekali marah, emosinya meledak-ledak.  Memang, Alkitab tidak pernah mencatat kita tidak boleh marah, tetapi  "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis."  (Efesus 4:26-27).  Kelolahlah emosi dan kemarahan sebaik mungkin, sebab kemarahan yang lepas kendali berdampak buruk, bukan hanya terhadap diri sendiri, tapi juga orang lain:  menyakiti orang lain dan merusak suatu hubungan. Betapa penting memiliki penguasaan diri  (salah satu buah Roh), sebab orang yang mudah sekali marah atau terpancing emosi, tanpa melihat sebab-musababnya, cenderung terdorong untuk menyerang dan menyakiti orang lain, membenarkan diri sendiri.  Inilah celah yang dimanfaatkan Iblis!

     Tapi, ada kemarahan yang justru diperlukan dalam kehidupan kekristenan, yaitu kemarahan terhadap dosa.  Ini kemarahan yang bersifat menegur dan memperingatkan, sebagai tanda kita tidak mau berkompromi dengan dosa.

Dusta dan kemarahan tak terkendali adalah dua hal penting yang harus dibuang!

Sunday, January 17, 2021

Rasul Petrus: Hidup Yang Diubahkan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Januari 2021

Baca:  Kisah Para Rasul 2:14-47

"Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa."  Kisah 2:41

Tuhan tidak memilih seseorang untuk dipakai menjadi alat kemuliaan-Nya berdasarkan kriteria-kriteria jasmaniah, seperti yang biasa orang dunia ukurkan, yaitu orang-orang yang punya kelebihan:  kaya, pintar, hebat, gagah, tampan, cantik, berpangkat, terkenal, dan sebagainya.  Justru Tuhan seringkali  "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,"  (1 Korintus 1:27-28), serta memilih orang-orang yang rendah hati, yang mau dibentuk dan percaya kepada-Nya.

     Petrus memiliki banyak kelemahan dan kekurangan, pernah menyangkal Tuhan sebanyak tiga kali, namun ia beroleh kesempatan kedua menebus kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya, dan Tuhan berkenan memakai hidupnya.  Berita kebangkitan Kristus menjadi titik balik kebangkitan iman Petrus sehingga ia berkomitmen mendedikasikan hidup sepenuhnya bagi Kristus.  Begitu pula ketika beroleh kesempatan menyaksikan secara langsung Kristus naik ke sorga, Petrus semakin yakin dan percaya bahwa Kristus adalah Tuhan yang hidup dan berkuasa.  Sejak saat itu ia semakin bertekun di dalam doa, bergabung dengan murid-murid Tuhan yang lain dan orang-orang percaya lainnya untuk bersekutu bersama di rumah Tuhan.  Bahkan sesudah mengalami jamahan Roh Kudus di hari Pentakosta Petrus benar-benar berbeda:  semakin berani untuk bersaksi tentang Kristus dan keilahian-Nya, serta menyerukan pertobatan kepada semua orang.  Ketika mendengar khotbah Petrus banyak orang tertempelak hatinya, sehingga ada tiga ribu jiwa bertobat.

     Di mana pun Petrus melayani Tuhan, Roh Kudus turut bekerja, sehingga pelayanannya ditandai banyak mujizat:  orang lumpuh disembuhkan, bahkan Dorkas yang sudah meninggal dibangkitkan kembali.

Tiada yang mustahil bagi Tuhan!  Dia sanggup memakai siapa saja yang mau berubah dan percaya kepada-Nya!