Saturday, January 16, 2021

JAWABAN DOA: Sesuai Ukuran Iman

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Januari 2021

Baca:  Matius 9:27-31

"Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: 'Jadilah kepadamu menurut imanmu.'"  Matius 9:29

Kita sering tidak mengerti mengapa banyak orang Kristen tidak mendapatkan jawaban, kelepasan atau pertolongan dari persoalan yang dialami, padahal mereka sudah tekun berdoa, rajin baca Alkitab, rajin beribadah dan bahkan sudah terlibat dalam pelayanan.  Apakah kuasa Tuhan sudah berkurang?  Apakah Tuhan tidak lagi mengasihi dan mempedulikan anak-anak-Nya?  Ada banyak faktor yang terkadang membuat Tuhan harus menjawab  'tidak'  atau Tuhan menjawab  'tunggu'  untuk doa-doa yang kita pinta.

     Bagaimana kelepasan, pemulihan dan kesembuhan itu terjadi atas dua orang buta yang mengikuti Tuhan Yesus?  Kedua orang buta itu berseru-seru kepada Tuhan,  "Kasihanilah kami, hai Anak Daud."  (Matius 9:27b).  Berseru-seru saja tidak dapat menyembuhkan!  Jika berseru-seru dan berdoa saja dapat menolong dan memulihkan keadaan kita, pasti banyak orang sudah memperoleh jawaban atas doanya, sebab Tuhan mengasihi semua orang dengan kasih yang sama.  Pertanyaan:  mengapa ada orang yang menerima jawaban, ada pula yang tidak?  Apakah Tuhan pilih kasih?  Tidak!  Ada rahasia yang dapat membuka pintu sorga untuk memberikan pertolongan kepada setiap kita yang memerlukannya.  "Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: 'Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?' Mereka menjawab: 'Ya Tuhan, kami percaya.' Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: 'Jadilah kepadamu menurut imanmu.'"  (Matius 28-29).  Jelas sekali Tuhan tidak berkata,  "Jadilah kepadamu menurut iman orang lain."

     Tuhan bertindak untuk memberikan pertolongan bukan tergantung pada pendeta atau hamba Tuhan yang mendoakan, tapi menurut ukuran iman kita masing-masing.  Tanpa didoakan oleh hamba Tuhan pun, jika kita punya iman dan berpegang teguh pada janji firman Tuhan, kita pasti memperoleh jawaban.  "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."  (Lukas 17:6).

Selama kita masih ragu dan bimbang, pertolongan Tuhan takkan pernah kita peroleh, karena itu miliki iman yang teguh.

Friday, January 15, 2021

PERGUMULAN BERAT MENEKAN HIDUP!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Januari 2021

Baca:  Mazmur 77:1-21

"Sudah lenyapkah untuk seterusnya kasih setia-Nya, telah berakhirkah janji itu berlaku turun-temurun?"  Mazmur 77:9

Tuhan tidak pernah menjanjikan anak-anak-Nya suatu kehidupan tanpa masalah, tapi Dia berjanji akan selalu menyertai.  Pemazmur menulis:  "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;"  (Mazmur 34:20).  Murid-murid Tuhan pun harus berjuang menghadapi angin sakal yang mengombang-ambingkan perahu mereka, padahal Tuhan ada bersama mereka.  Penderitaan dan pergumulan hidup yang berat bisa hadir kapan saja tanpa bisa diduga dan diprediksi sebelumnya.  Tidak sedikit orang ketika mengalami tekanan dan pergumulan hidup yang berat bersikap skeptis seperti yang dirasakan oleh pemazmur, sampai-sampai ia meragukan kasih setia Tuhan dan mempertanyakan janji-janji-Nya karena merasa tidak sanggup lagi menjalani hari-harinya.

  Kita berharap saat dalam tekanan hidup yang berat Tuhan segera menolong dan memberi jalan keluar, namun seringkali jawaban Tuhan tidak kunjung datang sehingga kita pun tawar hati.  "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."  (Amsal 24:10).  Hendaknya kita tidak gampang putus asa dan menyerah saat dalam pergumulan yang berat.  Tantangan dan permasalahan dalam kehidupan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh semua orang, namun respons hati kita terhadap masalah, itulah yang membedakannya:  membawa kita semakin naik atau malah semakin terpuruk?  Kita bisa belajar dari langkah yang dilakukan pemazmur:  1.  Mengingat-ingat perbuatan Tuhan.  "Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala."  (Mazmur 77:12).  Selama fokus kita hanya kepada masalah, kita akan menjadi lemah dan iman akan merosot.  2.  Mengingat-ingat penyertaan Tuhan.  "Engkau telah menuntun umat-Mu seperti kawanan domba dengan perantaraan Musa dan Harun."  (Mazmur 77:21).

     Sebagaimana Tuhan menyatakan perbuatan dan penyertaan-Nya yang ajaib atas bangsa Israel, Dia juga akan menolong dan menyertai kita.  Tanpa campur tangan Tuhan Musa takkan sanggup membawa bangsa Israel keluar dari Mesir!

Mata yang senantiasa tertuju kepada Tuhan adalah kunci menang atas pergumulan hidup!