Saturday, January 9, 2021

MARIA MAGDALENA: Tak Lupa Kasih Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Januari 2021

Baca:  Lukas 8:1-3

"dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,"  Lukas 8:2

Di kalangan orang-orang Yahudi nama  'Maria'  adalah nama yang sangat umum, karena kebanyakan wanita di sana memiliki nama  'Maria'.  Wanita dari Nazaret yang menjadi isteri Yusuf dan Ibu Yesus Kristus bernama Maria;  ibu Yakobus Muda dan Yoses juga bernama Maria  (Markus 15:40);  di Betania juga ada seorang wanita bernama Maria, yang adalah saudara Marta dan Lazarus  (Yohanes 11:1);  ibu Markus juga bernama Maria  (Kisah 12:12);  di kota Roma juga ada seorang wanita yang bernama Maria  (Roma 16:6).  Maka untuk membedakan satu sama lainnya biasanya mereka menambahkan nama lain di belakang  'Maria'.

     Maria Magdalena, yang kemungkinan besar tambahan nama belakangnya diambil dari nama kota asalnya yaitu Magdala, sebuah kota kecil di bagian barat danau Galilea, adalah salah seorang pengikut Kristus mula-mula!  Ia pernah mengalami kerasukan tujuh roh jahat, yang akhirnya dipulihkan oleh Tuhan Yesus  (Markus 16:9).  Karena sudah ditolong Tuhan ia pun bertekad memberikan hidupnya untuk melayani Tuhan:  tidak hanya turut bergabung dalam pelayanan murid-murid Kristus, tapi juga turut mendukung pekerjaan Tuhan sebagai salah satu donatur.  "Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka."  (Lukas 8:3b).  Ia melihat bagaimana Tuhan Yesus disalibkan, dan kasihnya kepada Tuhan tidak pernah berubah.  Bahkan ia beserta dengan Maria ibu Yakobus dan Salome menjadi orang pertama yang mendapati kubur Tuhan Yesus kosong, karena pada pagi-pagi buta mereka pergi ke kubur dengan membawa rempah-rempah dan hendak meminyaki Dia  (Markus 16:1-2).

     Kesetian dan pengorbanan Maria Magdalena ini Tuhan perhitungkan, sehingga ia menjadi orang pertama yang Tuhan temui setelah bangkit dari kematian-Nya:  "...Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena."  (Markus 16:9).

Untuk membalas kasih Tuhan yang teramat besar yang telah melepaskan dan membebaskan dia dari belenggu kuasa jahat, Maria Magdalena berkomitmen untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh!

Friday, January 8, 2021

PEREMPUAN SAMARIA: Kerinduan Bersaksi

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Januari 2021

Baca:  Yohanes 4:1-42

"Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."  Yohanes 4:42

Perempuan Samaria ini memiliki masa lalu yang kelam karena ia sudah memiliki lima suami dan tinggal dengan seorang pria lagi yang bukan suaminya  (Yohanes 4:18).  Tetapi ketika mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus ia mengalami jamahan-Nya dan hidupnya diubahkan.  Begitu mendengar apa yang Yesus katakan ia percaya dan kemudian membuat keputusan untuk bertobat, menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat.

     Bukan hanya percaya, perempuan ini juga tergerak untuk bersaksi,  "'Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.' Kata Yesus kepadanya: 'Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.'"  (Yohanes 4:25-26).  Ia pun meninggalkan tempayannya dan pergi ke kota untuk menceritakan hal itu kepada orang-orang  (Yohanes 4:29-30),  "...banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi:"  (Yohanes 4:39).  Perempuan Samaria ini tidak malu bersaksi walaupun ia memiliki masa lalu kelam.  Berjumpa dengan Mesias membuat hidupnya diubahkan!  Melalui kesaksiannya, orang-orang Samaria yang selama ini jauhi dan dimusuhi oleh para imam, kaum Lewi dan para ahli Taurat, justru cepat membuka hati untuk percaya kepada Kristus.  Sementara para imam, kaum Lewi dan ahli Taurat yang tahu kebenaran dan mengajarkan kebenaran, mudah sekali melihat kesalahan orang lain, mudah menghakimi, tak hidup dalam pertobatan yang sesungguhnya.

     Anda pasti pernah ditolong Tuhan, bukan?  Sudahkah kita menyaksikan kebaikan Tuhan itu kepada orang lain?  Mengapa banyak orang Kristen merasa sulit bersaksi?  Karena mereka belum mengalami jamahan kuasa Tuhan.  Orang yang belum pernah dijamah Tuhan, sekalipun sudah banyak mengalami pertolongan Tuhan, menganggap semua sebagai hal yang biasa.  Itulah sebabnya mereka merasa tak punya kesaksian hidup untuk dibagikan kepada orang lain.

Seorang yang mengalami kebaikan Tuhan takkan menahan bibirnya untuk selalu bersaksi!