Tuesday, January 5, 2021

KEWAJIBAN ANAK: Taat Kepada Orang Tua

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Januari 2021

Baca:  Amsal 4:1-27

"Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,"  Amsal 4:1

Taat dan hormat kepada orangtua adalah tugas utama seorang anak!  Kata  'taat'  (hupakouo)  berarti:  tunduk kepada, menuruti, mendengarkan, memperhatikan, mengikuti pengajaran.  Taat yang bagaimana?  Rasul Paulus menasihati,  "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian."  (Efesus 6:1).  Artinya ketaatan kepada orangtua adalah perintah Tuhan!  Meski demikian perintah menaati orang tua di dalam Tuhan ada batasannya:  apabila orangtua tidak hidup sesuai dengan firman Tuhan, hidup menyimpang dari kehendak Tuhan, maka anak tidak harus taat...  berarti ada PR besar bagi para orangtua!  Apabila orangtua rindu memiliki anak-anak yang taat ia harus mendidik mereka sedari dini, mengajarkan nilai-nilai firman Tuhan kepada anak-anak berulang-ulang dan tak lupa harus memberikan teladan hidup.

     Alkitab menyatakan bahwa taat dan menghormati orangtua termasuk dalam Sepuluh Hukum Tuhan, bahkan berada dalam urutan setelah perintah-perintah yang berhubungan dengan Tuhan:  "Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu..."  (Keluaran 20:12).  Menghormati berarti taat, menunjukkan rasa hormat, kebaikan, kesopanan dan kepatuhan.  Dalam aturan-aturan hukum Taurat ada sanksi yang berat bagi anak yang tak menghormati orangtua, apalagi sampai mengutuki orangtua:  "Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri."  (Imamat 20:9).  Kendati demikian perintah menghormati orangtua tersebut diberikan bukan tanpa batas, yaitu tidak boleh melebihi penghormatan dan kepatuhan kita kepada Tuhan.  Ada tertulis:  "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku;"  (Matius 10:37).

     Zaman sekarang ini banyak anak muda suka membantah;  mereka tidak hormat kepada orangtua, memberontak dan tidak tahu berterima kasih  (2 Timotius 3:1-4). 

Anak harus taat kepada orangtua!  Ini adalah perintah Tuhan yang tidak boleh dilanggar.

 Catatan:   
"Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya."  Kolose 3:18-21

Monday, January 4, 2021

IBUKU, PAHLAWAN KELUARGAKU

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Januari 2021

Baca:  Kejadian 17:1-27

"Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."  Kejadian 17:16

Sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa kasih anak sepanjang galah dan kasih ibu sepanjang masa, banyak benarnya.  Seringkali terjadi ada anak yang tega menelantarkan ibunya ketika sang ibu sudah menjadi tua dan tiada berdaya.  Karena tidak mau direpotkan, anak-anak tega menitipkan ibunya di panti jompo.  Mereka lupa dengan pengorbanan dan jerih lelah ibunya yang telah merawat dan membesarkan mereka sejak mereka bayi.  Peran ibu bagi keluarganya seringkali dipandang remeh, kurang dihargai, dipandang sebelah mata, padahal perjuangannya sungguh sangat tidak mudah.  Ibu berkorban tanpa pamrih, artinya semua dilakukan dengan tulus ikhlas, tidak butuh pengakuan dari orang lain, semata-mata hanya dilandasi karena kasih.

     Tidak dapat dipungkiri bahwa kasih ibu sudah ada sejak anak masih dalam kandungan!  Yokhebed yang artinya  'Tuhan adalah kemuliaan'  adalah contoh wanita yang bukan hanya cakap mengurus rumah tangga, tapi juga punya iman yang luar biasa kepada Tuhan, bahkan karena kasihnya yang besar ia rela berkorban bagi anak-anaknya.  Ia berani mempertaruhkan keselamatan nyawanya demi mempertahankan bayi Musa dengan menyembunyikan selama tiga bulan:  "Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja."  (Ibrani 11:23).  Pada waktu itu situasi sangat mencekam karena raja Firaun memberikan perintah untuk membunuh setiap anak laki-laki Ibrani yang baru lahir.  Karena tindakan berani Yokhebed ini bayi Musa selamat karena ditemukan oleh puteri Firaun di sungai dan diangkat menjadi puteranya.

     Karena campur tangan Tuhan Yokhebed pun menjadi inang asuh bagi bayi Musa, sehingga ia dapat membesarkan dan mendidik anaknya sendiri dengan firman Tuhan.  Seorang ibu yang mengasihi anak-anaknya sedemikian rupa dan memiliki hati yang takut akan Tuhan ibarat pahlawan bagi keluarga.

Tak banyak orang menyadari, dari sentuhan tangan seorang ibu yang tulus dan penuh kasih lahirlah pemimpin-pemimpin dan raja-raja besar.