Friday, January 1, 2021

TUNTUNAN TUHAN DI TAHUN 2021

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Januari 2021

Baca:  Keluaran 33:1-23

"Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini."  Keluaran 33:15

Segudang rencana, harapan dan keinginan kita bawa memasuki hari baru di tahun yang baru ini.  Kita berharap semua kegagalan di hari-hari yang lalu takkan terulang lagi.  Hari ini adalah waktu yang tepat untuk berefleksi dan melakukan kontemplasi:  mengapa aku gagal?  Mengapa rencanaku berantakan?  Mengapa keinginanku belum juga terwujud?  Mungkin selama ini kita menjalani hidup dengan mengandalkan kekuatan sendiri, merasa mampu tanpa perlu bimbingan Tuhan, merasa tak membutuhkan campur tangan Tuhan.

     Memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju ke tanah Kanaan adalah tugas yang tak mudah bagi Musa.  Karena itu Musa sangat membutuhkan bimbingan dan penyertaan Tuhan, dan sejak awal penyertaan Tuhan atas mereka sungguh nyata.  Namun di tengah perjalanan, bangsa Israel berubah tidak setia terhadap Tuhan dengan membuat patung anak lembu emas untuk disembah  (Keluaran 32:1-4);  mereka lupa dengan pertolongan Tuhan, penyertaan-Nya, kasih-Nya dan perbuatan ajaib-Nya.  Perbuatan mereka benar-benar menyakitkan hati Tuhan dan menimbulkan kemarahan-Nya!  "...Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan."  (Keluaran 33:3).  Akhirnya Tuhan menyuruh Musa untuk tetap berangkat membawa bangsa Israel ke negeri yang Ia janjikan dengan mengutus malaikat-Nya berjalan di depan mereka.  Ini menyedihkan hati Musa!  Musa keberatan bila harus berjalan tanpa penyertaan Tuhan,  "...jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu."  (Keluaran 33:13).  Musa menyadari keterbatasan dan ketidakberdayaannya, karena itu ia sangat membutuhkan penyertaan Tuhan.

     Kita tak tahu apa yang terjadi esok, yang pasti tantangan yang akan kita hadapi di tahun 2021 ini semakin berat.  Setiap hari adalah perjalanan hidup yang baru, karena itu kita membutuhkan uluran tangan Tuhan untuk menuntun langkah kita!

Penyertaan Tuhan adalah yang terutama dalam hidup ini, tanpa-Nya kita takkan mampu.

Thursday, December 31, 2020

PERHATIKANLAH HIDUPMU LEBIH LAGI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Desember 2020

Baca:  Pengkhotbah 9:1-12

"Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba."  Pengkhotbah 9:12

Hidup di dunia ini adalah suatu perjalanan yang harus kita tempuh setapak demi setapak, detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, seperti seorang musafir yang sedang menempuh perjalanan panjang dan melelahkan.  Terkadang di tengah perjalanan ia harus berhadapan dengan penyamun yang mencoba menghadang, ada ujian, tantangan, pencobaan.  Oleh karena itu  "...Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,"  (Efesus 5:15).  Kata  'saksama'  artinya sangat berhati-hati, penuh ketelitian.  Firman Tuhan menasihati kita agar berlaku seperti orang arif, bukan seperti orang bebal.

     Orang yang berlaku bebal adalah orang yang tidak bijaksana, yang menjalani hidup dengan sembrono, hanya memusatkan perhatian kepada perkara-perkara duniawi saja, mengandalkan kekuatan sendiri dan hidup menyimpang dari kehendak Tuhan.  Tetapi orang yang berlaku arif adalah orang yang memperhatikan langkahnya dengan kehati-hatian, selalu menyikapi setiap keadaan atau peristiwa dengan respons hati yang benar.  Ia berusaha supaya hidupnya berkenan kepada Tuhan, karena itu pandangannya selalu terarah kepada perkara-perkara yang di atas:  "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada...Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."  (Kolose 3:1-2), sehingga ia tidak asal menjalani hidup, tapi memperhatikannya dengan saksama agar tetap hidup di jalan-jalan Tuhan.  Ia menghargai waktu sebagai berkat yang sangat beharga dari Tuhan.  Menghargai waktu berarti menggunakan waktu dan kesempatan dengan sebaik mungkin.  Mengapa kita harus menggunakan waktu dengan sebaik mungkin?  "...karena hari-hari ini adalah jahat."  (Efesus 5:16).

     Sepanjang tahun 2020 yang telah berlalu tak terhitung banyaknya waktu dan kesempatan yang telah kita biarkan berlalu begitu saja tanpa makna.

Jika Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk menatap hari esok, ini adalah waktu yang tepat untuk kita berlaku bijak, tidak lagi berlaku bebal!