Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Desember 2020
Baca: 1 Korintus 3:1-9
"Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?" 1 Korintus 3:3b
Rasul Paulus terdorong untuk menulis surat kepada jemaat di Korintus karena ia melihat ada masalah yang terjadi di antara jemaat Tuhan di kota itu: perselisihan dan konflik di dalam gereja. Jika perselisihan dan konflik tersebut tidak segera diatasi, dibereskan, atau dicari akar permasalahannya, akan sangat berbahaya karena dapat menghambat pertumbuhan iman dan bahkan dapat menghancurkan kesatuan jemaat Tuhan.
Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus bahwa dia dan Apolos adalah sama-sama pelayan Tuhan, alat-alat-Nya Tuhan yang merupakan rekan sekerja di ladang Tuhan, yang masing-masing memiliki karunia yang berbeda-beda tapi saling melengkapi. Jika kita berhasil dalam pelayanan, banyak orang bisa kita menangkan dan bertobat, itu bukan karena kita hebat, bukan karena kita punya karunia yang lebih dari yang lain, bukan karena kita berjasa, tapi semuanya karena pekerjaan Roh Kudus. Seperti sebuah kebun atau ladang, ada yang bertugas menanam benih, ada yang bertugas menyiram tanaman, sedangkan yang memberi pertumbuhan atau menumbuhkan benih adalah Tuhan sendiri.
Sekarang bukan waktunya berdebat, saling menyalahkan atau membentuk kelompok-kelompok atau kubu, melainkan kita harus bersatu saling bergandengan tangan mengerjakan perintah Tuhan ini: "...pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." (Matius 28:19-20). Sebagai orang yang telah diselamatkan kita harus siap dan bersedia menjadi rekan kerja Tuhan yaitu turut ambil bagian dalam menuai jiwa-jiwa karena ladang Tuhan sudah menguning. Untuk menjadi rekan sekerja Tuhan terlebih dahulu kita harus memiliki hati yang siap dan mau dibentuk oleh Tuhan, mau belajar dan diajar seperti seorang murid yang memberi diri untuk diajar oleh gurunya: "Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid." (Yesaya 50:4b).
"Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Yohanes 20:21b