Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Desember 2020
Baca: Matius 2:1-12
"...masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur." Matius 2:11
Kerinduan yang besar untuk bertemu dengan Sang Juruselamat, orang-orang Majus rela menempuh perjalanan jauh dan melelahkan dari Timur ke Yerusalem. Tujuannya? "...untuk menyembah Dia." (Matius 2:2b). Ketika mereka mendapatkan bayi Yesus mereka pun langsung sujud menyembah Dia. "Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur." (ayat nas). Orang-orang Majus itu tidak datang dengan tangan hampa melainkan membawa harta bendanya yang berharga untuk dipersembahkan kepada Tuhan berupa: emas, kemenyan dan mur. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang percaya ketika datang kepada Tuhan Yesus, tidak datang dengan tangan hampa, tapi membawa persembahan yang terbaik bagi-Nya.
Pada zaman itu emas, kemenyan dan mur adalah harta yang sangat berharga, tapi mereka rela mempersembahkannya kepada Tuhan. Emas adalah lambang kekayaan, sesuatu yang sangat berharga dalam hidup orang. Semua yang kita miliki adalah pemberian dari Tuhan, oleh karena itu kita harus mempergunakannya untuk kemuliaan nama Tuhan! "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu," (Amsal 3:9a). Kemenyan melambangkan penyembahan kita! Penyembahan kita harus menjadi persembahan yang berbau harum di hadapan Tuhan. Ini berbicara tentang persekutuan yang karib dengan Tuhan, hidup taat melakukan kehendak Tuhan, dan hidup yang menjadi berkat adalah persembahan yang harum di hadapan-Nya.
Mur adalah tumbuh-tumbuhan yang rasanya pahit tapi sangat berkhasiat untuk bahan obat. Ini berbicara tentang harga yang harus dibayar untuk mengikut Tuhan. Adalah pahit dan menyakitkan secara daging ketika kita harus menyangkal diri, meninggalkan segala kenyamanan, dan melepaskan semua keterikatan dengan dunia.
Sudahkah kita berkorban dan memberi persembahan yang terbaik kepada Tuhan?