Monday, December 14, 2020

NYANYIAN BARU YANG LAHIR DARI HATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Desember 2020

Baca:  Mazmur 96:1-13

"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari." Mazmur 96:1-2

Sebuah nyanyian atau lagu bukanlah sekedar rangkaian kata-kata indah disertai dengan nada dan irama, tapi nyanyian juga merupakan ungkapan hati, perasaan atau ekspresi seseorang tentang sesuatu yang ia tuangkan dalam lirik.  Oleh karena itu suatu lagu takkan tersampaikan pesannya bila dinyanyikan dengan sekedar menyanyi, tapi harus dinyanyikan dengan penuh penghayatan, mengalir dari kedalaman hati.  Hati yang dipenuhi dengan nyanyian pujian seharusnya menjadi bagian dari hidup orang percaya!

     Adalah aneh dan mengherankan jika ada orang Kristen tak suka menyanyi atau memuji Tuhan, sebab hidup Kristen tidak bisa dipisahkan dari nyanyian atau pujian!  Di dalam setiap ibadah, persekutuan doa, dan bahkan dalam suasana kedukaan  (ketika ada jemaat yang dipanggil Tuhan)  sekalipun, selalu ada nyanyian dan pujian.  Ayat nas menyatakan,  "Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN..."  Yang dimaksud  'nyanyian baru'  bukanlah lirik lagu atau nyayian yang gres atau baru saja diciptakan oleh seorang pencipta lagu, lalu dibawakan oleh seorang penyanyi.  Makna dari  'nyanyian baru'  ini berkaitan dengan hati seseorang yang sudah dibaharui oleh Roh Kudus sehingga setiap hari lahir suatu nyanyian baru sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan,  "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"  (Ratapan 3:22-23).

     Nyanyian baru adalah nyanyian yang keluar dari hati karena pengalaman berjalan bersama Tuhan, nyanyian yang mengubahkan hidup kita, nyanyian yang menjadi rhema bagi setiap pribadi:  firman yang hidup dan bekerja di dalam kita, yang terekspresikan melalui ucapan kita dengan senandung.  Sekalipun lagu itu lagu lama, tapi jika dinyanyikan dari hati yang dipenuhi ucapan syukur, karena Tuhan bekerja melalui lagu itu, maka itu adalah nyanyian baru.  Dari lagu tersebut kita dapat merasakan jamahan tangan Tuhan yang penuh kuasa, sehingga kita beroleh kekuatan baru menjalani hidup.

Nyanyian baru adalah nyanyian yang benar-benar menjadi rhema, hidup di dalam kita dan mengubahkan!

Sunday, December 13, 2020

SAAT DALAM PENDERITAAN: Berdoa Dan Berdoalah!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Desember 2020

Baca:  Yakobus 5:12-20

"Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan."  Yakobus 5:13-14

Mengikut Tuhan bukan berarti luput dari masalah, kesusahan dan penderitaan, atau tanpa aral melintang.  Selama kita masih bernafas dan menjalani hidup di dunia ini masalah selalu ada dan mewarnai hari-hari kita.  Masalah boleh saja terjadi, tapi kita percaya bahwa Tuhan selalu ada untuk kita, tangan-Nya selalu siap menolong kita.  "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;"  (Mazmur 34:20).  Sekalipun ada banyak pergumulan yang harus kita hadapi, tak perlu kita kuatir, karena kita punya Tuhan yang Mahakuasa dan Mahamelihat!

     Dalam suratnya Yakobus menasihatkan apabila ada jemaat yang mengalami masalah, penderitaan atau sakit-penyakit, langkah yang harus dilakukan adalah berdoa.  Inilah tindakan yang paling tepat ketika kita diterpa badai permasalahan.  Ada banyak orang Kristen ketika masalah datang langsung panik dan kalang kabut sehingga mereka tidak bisa berdoa dengan tenang, karena fokus perhatiannya hanya tertuju kepada besarnya masalah atau sakit yang dideritanya.  Ada dua cara berdoa yang Yakobus anjurkan:  1.  Berdoa secara personal  (pribadi).  "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku."  (Mazmur 50:15).  Bangun persekutuan yang karib dengan Tuhan melalui jam-jam doa pribadi.  Nyatakan isi hati dan kerinduan Saudara kepada Tuhan!  Kalau kita memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, kita pasti memiliki respons hati yang benar terhadap masalah, dan  "Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya."  (Mazmur 34:18).

     2.  Memanggil penatua  (hamba Tuhan).  Yakobus juga menasihati kita untuk berdoa dengan cara memanggil penatua jemaat.  Bukan berarti kita diajar bergantung pada orang lain atau mengandalkan manusia, tetapi kehadiran hamba Tuhan untuk berdoa bersama juga sangat diperlukan:  kita beroleh nasihat, dorongan, semangat, kekuatan, penghiburan.

Jangan tinggalkan jam-jam doa;  doa yang disertai iman menghasilkan kuasa!