Wednesday, December 9, 2020

KEWARGAAN SORGA: Menjadi Orang Asing

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Desember 2020

Baca:  Mazmur 119:17-24

"Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu terhadap aku."  Mazmur 119:19

Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, keberadaan orang percaya bukan hanya berstatus pengikut Kristus  (orang Kristen), tapi juga telah diangkat sebagai anak-anak Tuhan dan sekaligus menjadi anggota keluarga Kerajaan Sorga atau kewargaan Sorga  (Filipi 3:20), sekalipun kita masih menjalani hidup di dunia.  Karena berkewargaan sorga, mutlak bagi kita hidup sesuai aturan-aturan yang berlaku di sorga, ialah firman Tuhan.

     Memang kita berada di dunia, tapi kita bukan berasal dari dunia ini, sehingga kita disebut orang asing di dunia  (ayat nas).  Jika kita menyadari bahwa kita adalah orang asing di tengah dunia, takkan lagi kita merasa heran, terkejut dan kecewa, apabila orang-orang dunia membenci kita, merendahkan kita, dan menempuh segala cara untuk menjatuhkan kita.  Tuhan memperingatkan,  "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu."  (Yohanes 15:18-19).  Mengapa Tuhan mengijinkan hal ini terjadi?  Karena Tuhan mempunyai tujuan atas setiap orang percaya, yaitu sebagai orang asing di dunia ini untuk membuat perbedaan:  hidup tidak serupa dengan dunia.  Ketika orang-orang dunia hidup menurut kehendak sendiri, memuaskan nafsu kedagingannya, kita justru dituntut untuk hidup menurut kehendak Tuhan.  Saat kita sedang berjuang untuk hidup benar, orang-orang dunia justru memusuhi dan menjauhi kita.  Apa yang menjadi kenyamanan, kesenangan dan kenikmatan bagi dunia justru harus kita tinggalkan.

     Kita dituntut hidup seperti Nuh, yang tetap hidup benar sekalipun dunia dipenuhi dengan kejahatan.  Ketika orang-orang dunia mementingkan diri sendiri  (egois)  tanpa memedulikan orang lain, kita justru dituntut mempraktekkan kasih Kristus.  Sekalipun di dunia ini kita diperhadapkan dengan banyak sekali tantangan dan pergumulan, kita harus tetap kuat di dalam Tuhan!

Sudahkah kita memiliki kehidupan yang  'berbeda'  dengan dunia?  Ingat!  Kita ini adalah orang asing.

Tuesday, December 8, 2020

KRISTUS ADALAH JAMINAN HIDUP ORANG PERCAYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Desember 2020

Baca:  Ibrani 7:11-28

"demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat."  Ibrani 7:22

Jika merenungkan besarnya pelanggaran dan dosa kita, sesungguhnya kita tak layak menerima semua yang baik dari Tuhan, tak layak menerima berkat-berkat-Nya.  Tetapi patutlah kita bersyukur, Ia telah mengorbankan nyawa-Nya sebagai jaminan bagi kita, sehingga kita dapat memperoleh dan menikmati berkat rohani di dalam sorga  (Efesus 1:3).

     "Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: 'Sudah selesai.' Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya."  (Yohanes 19:30).  Kata  'sudah selesai'  mengandung arti bahwa Tuhan telah menggenapi apa yang menjadi kehendak Bapa, yaitu menjadi jaminan dan membayar lunas hutang dosa melalui darah-Nya yang tertumpah di kayu salib.  Tuhan Yesus telah menjadi jaminan bagi kita dengan tubuh-Nya sendiri, sehingga pintu anugerah, pintu keselamatan, pintu pemulihan, pintu kesembuhan, pintu kemenangan, pintu berkat, telah terbuka.  Sekarang tinggal bagaimana kita melangkah untuk meraih segala hal yang telah Tuhan sediakan!  Ada tertulis:  "Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku."  (Amsal 8:17).  Untuk memperoleh apa yang Tuhan janjikan dibutuhkan ketekunan dalam melakukan kehendak-Nya  (Ibrani 10:36).  Ketekunan adalah ketetapan hati yang kuat untuk bersungguh-sungguh di dalam Tuhan.  Banyak orang Kristen menginginkan janji Tuhan digenapi dalam hidupnya tapi tak mau bertekun mencari Tuhan.  Mengapa demikian?  Karena mereka berpikir bahwa Tuhan bertindak tidak sesuai yang ia mau, bahkan sepertinya jalan Tuhan sangat bertentangan dengan keinginannya.  Itulah sebabnya mereka kecewa dan menyerah di tengah jalan sebelum janji Tuhan digenapi, padahal mereka tahu bahwa Tuhan Yesus sudah menjadi jaminan bagi kita untuk mengalami berkat yang dijanjikan-Nya;  dan yang pasti Tuhan Yesus adalah jaminan bagi orang percaya untuk masuk ke dalam kerajaan sorga, sebab  "Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."  (Yohanes 14:6b).

     Bagian kita adalah mengerjakan keselamatan dan menjaga hidup agar tetap kudus dan tak bercela sampai Tuhan datang menjemput kita.

Di dalam Tuhan Yesus kita mendapatkan jaminan pasti untuk mengalami janji firman-Nya.