Sunday, December 6, 2020

SELALU MENGENAKAN 'KASUT' ROHANI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Desember 2020

Baca:  Efesus 6:10-20

"kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;"  Efesus 6:15

Zaman dahulu prajurit Romawi selalu mengenakan kasut terbuat dari kulit yang tebal dan dilengkapi dengan tali sampai ke betis atas, sehingga tidak mudah lepas saat berada di medan peperangan.  Kasut tersebut harus selalu dikenakan, tak boleh dilepas sembarangan, sebab jika sewaktu-waktu ada musuh datang menyerang tiba-tiba atau mendadak, mereka dalam keadaan sigap dan siap sedia untuk berperang, karena kasut sudah mereka kenakan.

     Selalu berjaga-jaga dan siap sedia adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya!  Kita harus selalu mengenakan  'kasut rohani'  tersebut.  Apa makna rohani dari  'berkasutkan kerelaan memberitakan Injil'?  Ini berbicara tentang hidup yang selaras dengan firman Tuhan di segala keadaan, harga mutlak yang tak bisa ditawar-tawar lagi!  Inilah kehidupan Kristen yang sejati, yaitu meneladani bagaimana Kristus hidup:  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6).  Dalam keadaan apa pun, situasi apa saja, di mana saja dan kapan pun, kita harus selalu mengenakan  'kasut'  yaitu firman Tuhan sebagai dasar untuk kita melangkah dan bertindak.  Penting sekali kita membangun rumah rohani kita di atas kebenaran firman Tuhan dan berakar kuat di dalam firman-Nya.  Tanpa punya dasar yang kuat kita takkan mungkin bisa memberitakan firman Tuhan dan kabar keselamatan kepada orang lain.  Bagaimana kita bisa memberikan jawaban yang melegakan kepada orang lain yang bertanya tentang keselamatan di dalam Kristus, bila pengenalan kita akan Tuhan dan firman-Nya masih teramat dangkal?

     Pemahaman dasar yang harus dimengerti:  satu-satunya jalan menuju kepada keselamatan kekal hanyalah di dalam Tuhan Yesus  (Yohanes 14:6;  Kisah 4:12);  keselamatan harus dipelihara dan dikerjakan dengan takut dan gentar  (Filipi 2:12), dan setiap kita harus memenuhi panggilan Tuhan sebagai pemberita Injil  (2 Timotius 4:2)  dan menjadi saksi-saksi-Nya.

Mengenakan  'kasut'  kerelaan untuk memberitakan Injil berarti di mana saja, ke mana saja dan kapan saja kita harus hidup selaras dengan firman Tuhan dan menjadi saksi-Nya!

Saturday, December 5, 2020

BERSIKAP DEWASA SAAT DALAM MASALAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Desember 2020

Baca:  Mazmur 124:1-8

"Jiwa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung; jerat itu telah putus, dan kitapun terluput!"  Mazmur 124:7

Masalah apa pun yang sedang kita alami pasti mendatangkan kebaikan jika kita mampu melihat dan memandangnya dari sudut pandang yang benar, jika kita mampu meresponinya dengan sikap hati yang benar pula.  Sebesar apa pun masalah yang kita alami saat ini pasti ada pelajaran berharga yang kita dapatkan.  Jika kita menyikapi masalah sebagai pemelajaran hidup dan bagian dari proses pendewasaan iman, maka kita percaya bahwa hal-hal yang baik pasti terjadi dalam hidup kita.  Tak perlu kita takut, kecewa dan marah kepada Tuhan jika sedang berada dalam masalah.  Jika Tuhan ijinkan masalah kita alami, percayalah Tuhan pasti memberikan jalan keluar yang terbaik untuk kita.

     Tak banyak orang Kristen mampu menyikapi masalah dari sudut pandang yang benar!  Kebanyakan memberikan respons negatif terhadap masalah yang dialaminya.  Ada masalah sedikit saja mereka langsung mengeluh, mengomel, merengek-rengek, bersungut-sungut, tersinggung, marah, tak mau dinasihati, tak mau ditegur, lalu mogok ke gereja dan mogok dari pelayanan.  Bukankah ini menunjukkan bahwa kita ini masih berlaku seperti kanak-kanak alias tidak dewasa rohani.  Menjadi tua secara fisik adalah pasti bagi semua orang, tetapi menjadi dewasa rohani itu akibat kita mau berproses, salah satu prosesnya adalah melalui masalah.  Melalui masalah yang ada sesungguhnya Tuhan sedang menggiring kita untuk mendekat kepada-Nya.  Kalau mau jujur, tidak sedikit orang Kristen yang ngotot pergi ke gereja karena mereka sedang mengalami pergumulan hidup  (masalah)  yang berat.  Dari situlah kita sadar bahwa sesungguhnya kekuatan dan kemampuan kita sangat terbatas, karena itu kita membutuhkan Tuhan dalam hidup ini. 

     Melalui masalah, kita diajar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan belajar memegang teguh janji firman Tuhan!  Janji manusia mudah sekali tidak ditepati dan meleset, tapi janji Tuhan adalah ya dan amin"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."  (Matius 24:35).  Jangan terpaku pada masalah atau situasi, sebab hidup kita ini adalah karena percaya.

"Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu."  1 Korintus 13:11b