Saturday, December 5, 2020

BERSIKAP DEWASA SAAT DALAM MASALAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Desember 2020

Baca:  Mazmur 124:1-8

"Jiwa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung; jerat itu telah putus, dan kitapun terluput!"  Mazmur 124:7

Masalah apa pun yang sedang kita alami pasti mendatangkan kebaikan jika kita mampu melihat dan memandangnya dari sudut pandang yang benar, jika kita mampu meresponinya dengan sikap hati yang benar pula.  Sebesar apa pun masalah yang kita alami saat ini pasti ada pelajaran berharga yang kita dapatkan.  Jika kita menyikapi masalah sebagai pemelajaran hidup dan bagian dari proses pendewasaan iman, maka kita percaya bahwa hal-hal yang baik pasti terjadi dalam hidup kita.  Tak perlu kita takut, kecewa dan marah kepada Tuhan jika sedang berada dalam masalah.  Jika Tuhan ijinkan masalah kita alami, percayalah Tuhan pasti memberikan jalan keluar yang terbaik untuk kita.

     Tak banyak orang Kristen mampu menyikapi masalah dari sudut pandang yang benar!  Kebanyakan memberikan respons negatif terhadap masalah yang dialaminya.  Ada masalah sedikit saja mereka langsung mengeluh, mengomel, merengek-rengek, bersungut-sungut, tersinggung, marah, tak mau dinasihati, tak mau ditegur, lalu mogok ke gereja dan mogok dari pelayanan.  Bukankah ini menunjukkan bahwa kita ini masih berlaku seperti kanak-kanak alias tidak dewasa rohani.  Menjadi tua secara fisik adalah pasti bagi semua orang, tetapi menjadi dewasa rohani itu akibat kita mau berproses, salah satu prosesnya adalah melalui masalah.  Melalui masalah yang ada sesungguhnya Tuhan sedang menggiring kita untuk mendekat kepada-Nya.  Kalau mau jujur, tidak sedikit orang Kristen yang ngotot pergi ke gereja karena mereka sedang mengalami pergumulan hidup  (masalah)  yang berat.  Dari situlah kita sadar bahwa sesungguhnya kekuatan dan kemampuan kita sangat terbatas, karena itu kita membutuhkan Tuhan dalam hidup ini. 

     Melalui masalah, kita diajar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan belajar memegang teguh janji firman Tuhan!  Janji manusia mudah sekali tidak ditepati dan meleset, tapi janji Tuhan adalah ya dan amin"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."  (Matius 24:35).  Jangan terpaku pada masalah atau situasi, sebab hidup kita ini adalah karena percaya.

"Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu."  1 Korintus 13:11b

Friday, December 4, 2020

BADAI SEBESAR APA PUN... TUHAN SANGGUP REDAKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2020

Baca:  Markus 4:35-41

"Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."  Markus 4:35

Murid-murid Tuhan membayangkan bahwa perjalanan mereka ke seberang danau bersama Dia adalah perjalanan yang sangat menyenangkan, nyaman dan aman.  Tentu tidak terbersit sedikit pun bahwa perjalanan ini akan sulit karena Tuhan ada bersama mereka.  Namun apa yang terjadi?  "...mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air."  (Markus 4:37).  Kisah ini mirip perjalanan hidup orang percaya yang tak secara otomatis mulus tanpa rintangan.

     Hidup di dunia ini tak luput dari ombak, taufan dan gelombang yang ganas.  Semua bisa terjadi, datang kapan saja tanpa bisa diprediksi!  Namun percayalah bahwa kasih Tuhan tidak pernah berubah.  Murid-murid tak menyangka perahu mereka diterjang taufan, angin topan dan ombak besar, tapi mereka tetap luput dari petaka karena semua yang terjadi ada dalam kendali Tuhan.  Dia Jehovah Shammah.  Sebesar apa pun taufan dan badai mengamuk, semua tunduk pada otoritas Tuhan.  Saat Tuhan Yesus berkata,  "'Diam! Tenanglah!' Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali."  (Markus 4:39).  Sekalipun para murid adalah orang-orang yang berpengalaman dalam hal melaut, mereka tak mampu mengatasi badai.  Bukti bahwa kepintaran, kehebatan, kekuatan dan pengalaman manusia pun tak bisa menolong.  Hanya Tuhan Yesus yang sanggup menenangkan badai hidup ini!  Pertolongan kita bukan datang dari manusia, tetapi dari Tuhan yang menciptakan langit dan bumi  (Mazmur 121:2).  Murid-murid selamat walau dalam amukan badai karena mereka membangunkan Tuhan Yesus yang sedang tertidur di buritan dan meminta pertolongan kepada-Nya  (Markus 4:38).

     Apa pun yang kita alami berserulah kepada Tuhan, maka Ia akan menjawab kita.  Karena itu jangan pernah tinggalkan jam-jam doa.  Doa kita akan menggerakkan hati Tuhan untuk bertindak, menenangkan amukan badai apa yang sedang menerpa hidup.

Saat diserang badai datanglah kepada Tuhan Yesus dan berserulah kepada-Nya, Dia sanggup memulihkan keadaan yang kita alami!