Sunday, November 29, 2020

BERPALING DARI TUHAN: Berakibat Fatal

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 November 2020

Baca:  1 Raja-Raja 11:1-13

"...supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN."  1 Raja-Raja 11:10

Kalau kita perhatikan secara teliti, secara garis besar ada tiga tahapan perjalanan hidup Salomo;  1.  Hidup takut akan Tuhan dan mengandalan Dia.  2.  Masa-masa kejayaan.  3.  Kemerosotan atau kejatuhan.  Salomo gagal mempertahankan kesetiaannya kepada Tuhan setelah ia sukses dan berjaya.  Bisa dikatakan ia memulai secara roh, tapi mengakhirinya secara daging.  Oleh karena itu kita tak bisa membangga-banggakan kehidupan di masa lalu, karena yang Tuhan lihat adalah kehidupan saat ini dan nantinya, dan hanya orang-orang yang setia dan taat sampai akhirlah yang akan menikmati kemuliaan yang Tuhan sediakan!  Tuhan menghendaki kehidupan kekristenan kita semakin hari semakin bertumbuh, bukan jatuh bangun, terseok-seok dan semakin merosot.

     Bercermin dari pengalaman hidup Salomo ada dua kemungkinan ketika seseorang hidup dalam keberkatan, yaitu semakin taat dan mengasihi Tuhan, atau sebaliknya justru membuatnya lupa diri dan akhirnya meninggalkan Tuhan.  Berkat materi yang melimpah dapat menyondongkan hati seseorang kepada kehidupan dunia yang sarat dengan hawa nafsu.  Inilah celah yang dimanfaatkan oleh Iblis untuk menghancurkan hidup manusia!  Ternyata Iblis tidak secara langsung atau frontal membuat orang jatuh dan meninggalkan Tuhan, tapi melalui siasat dan taktik yang begitu rapi, tahap demi tahap.  Mencintai wanita-wanita asing!  Inilah yang akhirnya menjadi jerat bagi Salomo yang membawanya jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala.  Padahal Tuhan sudah menampakkan diri-Nya kepada Salomo sampai dua kali dan memperingatkan keras  "...supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN."   (ayat nas), Salomo tetap tak bergeming.  "Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu."  (1 Yohanes 2:15b).

     Salomo tak menghiraukan peringatan Tuhan ini dan malah membelakangi Tuhan karena mata rohaninya telah dibutakan oleh harta, kekuasaan dan kenikmatan duniawi.  Salomo lupa bahwa setiap ketidaktaatan selalu mendatangkan hukuman!

Akibat ketidaktaan Salomo sendiri Tuhan berkata,  "Aku akan mengoyakkan kerajaan itu..."  (1 Raja-Raja 11:11)  dan membangkitkan lawan-lawan bagi Salomo.

Saturday, November 28, 2020

CARA PANDANG KITA: Mempengaruhi Hidup Kita

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 November 2020

Baca:  Bilangan 13:1-33

"Mereka membawa pulang kabar kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada sekaliannya hasil negeri itu."  Bilangan 13:26b

Masalah yang dialami, situasi atau keadaan yang terjadi di sekitar bisa berdampak buruk namun juga bisa mendatangkan kebaikan.  Hal itu bergantung dari cara kita memandang atau menyikapinya.  Masalah berat dan situasi sulit seringkali menjadi beban yang begitu menekan dan membuat orang menjadi patah semangat dan menyerah.  Hati dan pikiran dikuasai oleh ketakutan dan kekuatiran, akhirnya sikap pesimis pun menguasai.

     Suatu ketika Musa mengutus 12 orang pengintai untuk pergi mengintai tanah Kanaan.  Kedua belas orang itu adalah para pemimpin dari masing-masing suku di Israel.  Menjadi perwakilan suku berarti bukanlah sembarang orang, melainkan orang-orang pilihan yang memiliki potensi dan kualitas hidup yang sangat mumpuni.  Namun meski sama-sama mengintai tempat  (obyek)  yang sama dan lamanya waktu untuk mengintai juga sama, yaitu empat puluh hari  (Bilangan 13:25), tapi mereka pulang dengan membawa laporan yang berbeda:  10 orang memberikan laporan negatif, sehingga semua orang yang mendengarnya menjadi takut dan was-was.  2 orang membawa laporan positif, yang menguatkan dan membangkitkan semangat.  Mengapa hasil laporannya ada dua versi?  Yang membedakan adalah cara pandang!  Kalau kita memandang diri kita ini penuh kekurangan dan keterbatasan, kita pasti lemah dan menjadi takut:  "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita."  (Bilangan 13:31).  Mereka merasa kecil sedangkan musuh tampak besar seperti raksasa yang sepertinya mustahil dikalahkan.  Mereka langsung gemetar melihat orang-orang yang mendiami Kanaan berperawakan seperti raksasa  (Bilangan 13:32-33).

     Jangan mau dikalahkan situasi!  Jangan termakan provokasi Iblis!  Kita harus punya iman seperti Yosua dan Kaleb:  "Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"  (Bilangan 13:30).  Iman Yosua dan Kaleb menjadi bangkit oleh karena pandangannya terarah kepada Tuhan!  "Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah."  (Mazmur 16:8).

Pandanglah terus hanya kepada Tuhan Yesus!  Bersama Dia kita pasti sanggup menanggung segala perkara!