Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 November 2020
Baca: Imamat 20:1-27
"Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku." Imamat 20:26
Siapapun orangnya, ia pasti tidak akan mencampur pakaian yang sudah bersih dan rapi terseterika dengan pakaian yang sudah terpakai (kotor) di satu tempat yang sama. Kita pasti menaruhnya di tempat yang terpisah. Hal membuang sampah saja kita pun memisahkan antara sampah kering dan basah di tempat yang terpisah. Mengapa harus ada pemisahan? Sebab jika yang baik dan tidak baik dijadikan satu hasilnya akan runyam (terkontaminasi/tercemar). "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." (Matius 7:6). Tak mungkin pula kita menyimpan barang yang sangat berharga di tempat sembarangan, kita pasti menaruhnya di tempat yang tersembunyi dan aman, supaya tidak bisa diambil atau dicuri oleh orang lain.
Tuhan memanggil kita bukan untuk melakukan hal-hal yang cemar (1 Tesalonika 4:7), melainkan kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan! "Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:14-16). Tubuh kita ini adalah bait Roh Kudus. Jika Roh Kudus ada di dalam kita, kita tidak bisa mencampurkan sesuatu yang kudus dengan yang najis (cemar). Karena itu orang percaya harus memiliki kepekaan rohani, sehingga "...dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis," (Imamat 10:10).
Kristus sudah menebus hidup kita dengan darah-Nya yang mahal, berarti hidup kita ini bukan lagi milik kita sendiri, melainkan sudah sepenuhnya menjadi milik Kristus, maka dari itu kita harus menyerahkan seluruh anggota tubuh kita ini sepenuhnya untuk dipakai sebagai senjata kebenaran, bukan sebagai senjata kelaliman (Roma 6:13).
Hidup dalam kekudusan berarti tidak mau berkompromi dengan dosa, artinya menjauhkan diri dari segala kecemaran!