Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 November 2020
Baca: 2 Timotius 1:1-18
"...janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya..." 2 Timotius 1:8
Banyak orang Kristen berusaha menutup rapat-rapat jati dirinya sebagai pengikut Kristus dengan berbagai alasan: malu, takut ditolak, takut dijauhi teman, takut karirnya macet. Ketika kita malu mengakui diri sebagai pengikut Kristus sama artinya kita telah menyangkal Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Tidak sadarkah kita ketika Kristus disalibkan di Golgota Ia harus menanggung rasa malu yang tiada terkira oleh karena dosa-dosa kita: dihina, direndahkan, dilecehkan, dipukul, ditertawakan, menjadi tontonan banyak orang: "Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: 'Salam, hai Raja orang Yahudi!' Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya." (Matius 27:28-30).
Sungguh, tak ada penghinaan yang kita terima dari dunia ini yang dapat dibandingkan dengan penghinaan yang Kristus alami dan rasakan. Bahkan salah satu dari penjahat yang turut disalibkan bersama Dia "...menghujat Dia, katanya: 'Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!'" (Lukas 23:39). Tak perlu kaget, kecewa, apalagi malu, ketika dunia menolak kita saat kita bersaksi tentang Kristus. Orang-orang dunialah yang seharusnya merasa malu karena mereka belum diselamatkan. Tak perlu menyembunyikan jati diri kita sebagai pengikut Kristus, sebab Ia adalah Jalan dan Kebenaran dan Hidup: "Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6b). Rasul Paulus menegaskan, "...aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan." (2 Timotius 1:12).
Bila kita malu mengakui Tuhan di hadapan manusia dan bersaksi tentang Dia, Tuhan pun akan malu mengakui kita di hadapan Bapa!
Tak perlu malu jika kita harus menderita sebagai seorang Kristen atau dinista karena nama-Nya, sebab Roh kemuliaan ada pada kita (1 Petrus 4:14, 16).