Friday, November 6, 2020

PEMBERONTAKAN DATANGKAN HUKUMAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 November 2020

Baca:  Yesaya 1:1-9

"Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku."  Yesaya 1:2

Kitab ini ditulis oleh nabi Yesaya,  (arti namanya 'Tuhan keselamatan').  Pada masa itu kerajaan Israel sudah terpecah menjadi 2 bagian:  Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda.

     Selain terpecah menjadi dua kerajaan, banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan umat Israel!  Mereka melangkah keluar dari jalan-jalan Tuhan, seringkali memberontak kepada Tuhan, tidak lagi setia kepada Tuhan.  Karena itulah Tuhan segera mengutus hamba-Nya, yaitu nabi Yesaya, untuk menegur dan memperingatkan mereka, bahkan Tuhan harus mendatangkan hukuman sebagai bentuk teguran karena kedegilan hati mereka dan perbuatan yang sudah melampaui batas:  "Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya."  (Yesaya 1:3), bahkan mereka  "...berpaling membelakangi Dia."  (Yesaya 1:4), dan hal itu dilakukan berulang-ulang.  Mereka tidak sadar bahwa meninggalkan Tuhan dan hidup jauh dari jalan-jalan-Nya hanya mendatangkan akibat yang sangat fatal:  hidup menderita dan jauh dari kasih karunia Tuhan.  Jadi penderitaan yang dialami umat Israel ini bukan karena mereka mendapatkan seerangan dari Iblis, tetapi akibat dari ketidaktaatan mereka sendiri, sebab Tuhan tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan... apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya  (Galatia 6:7).

     Tuhan telah menunjukkan kasih-Nya kepada mereka, seperti Bapa sayang kepada anak-anak-Nya.  "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku."  (ayat nas).  Adalah wajar bila seorang ayah menegur dan kalau perlu menghajar, bila si anak memberontak:  "Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya."  (Amsal 13:24).  Tuhan sudah mencurahkan kasih-Nya, menyertai, membela, memberkati dan mengerjakan perkara-perkara yang heran di tengah-tengah mereka, tapi pada kenyataannya mereka melupakan Tuhan begitu saja.  Faktor lain yang membuat umat Israel berpaling membelakangi Tuhan adalah pengaruh dari bangsa-bangsa tetangga yang tidak menyembah kepada Tuhan yang benar.

Jangan mengeraskan hati dan memberontak kepada Tuhan bila tak ingin dihukum!

Thursday, November 5, 2020

ADA BAGIAN TUHAN, ADA BAGIAN KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 November 2020

Baca:  Amsal 16:1-33

"Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu."  Amsal 16:3

Dalam kehidupan kristiani ada orang-orang yang bersikap pasif dan ada pula yang bersikap aktif.  Yang dimaksudkan  'pasif'  di sini adalah orang yang hanya berserah kepada Tuhan tanpa melakukan apa pun, pasrah menunggu sampai Tuhan bertindak.  Berserah kepada Tuhan itu baik dan memang harus dilakukan oleh semua orang percaya, tapi bukan bersikap pasif seperti itu karena ada bagian yang harus kita kerjakan, yaitu meningkatkan intensitas hubungan kita dengan Tuhan supaya kita memiliki kepekaan akan tuntunan Roh Kudus tentang apa yang harus kita lakukan selanjutnya, bukan hanya duduk diam alias berpangku tangan.  Kalau kita tidak melakukan apa-apa, jangan kecewa bila kita tak memperoleh apa-apa dari Tuhan.

     Di sisi lain ada orang yang hanya  'aktif' dalam tindakan tapi tidak memiliki penyerahan diri kepada Tuhan, tidak pernah melibatkan Tuhan dalam setiap tindakannya.  Mereka bertindak dengan mengandalkan kekuatan, kehebatan, kepintaran dan kemampuan diri sendiri:  dan ketika berhasil mereka akan berkata,  "Semua karena usahaku sendiri, semua karena jerih payahku sendri, tanpa Tuhan pun aku bisa!"  Orang yang berlaku demikian, tinggal menunggu waktu saja, pasti akan jatuh.  Hidup kekristenan adalah hidup yang seimbang!  Keseimbangan antara doa dan bekerja, iman dan perbuatan.  "Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati."  (Yakobus 2:26).  Iman dan perbuatan menjadi dua hal yang tak dapat dipisahkan, harus menjadi satu kesatuan, sebab  "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna."  (Yakobus 2:22).

     Jadi, ada yang menjadi bagian Tuhan yaitu menolong kita, memampukan kita, membuka jalan bagi kita dan memberkati kita, sedangkan bagian kita adalah membangun iman, latihan ibadah, bersaat teduh untuk mempertajam pendengaran akan suara Tuhan, taat dan melakukan kehendak Tuhan dan bertindak dengan melibatkan Tuhan dan mengandalkan Dia dalam segala hal.

Janji Tuhan takkan tergenapi dalam hidup ini bila kita sendiri tak mau membayar harga:  ada iman, dan ada perbuatan!