Thursday, November 5, 2020

ADA BAGIAN TUHAN, ADA BAGIAN KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 November 2020

Baca:  Amsal 16:1-33

"Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu."  Amsal 16:3

Dalam kehidupan kristiani ada orang-orang yang bersikap pasif dan ada pula yang bersikap aktif.  Yang dimaksudkan  'pasif'  di sini adalah orang yang hanya berserah kepada Tuhan tanpa melakukan apa pun, pasrah menunggu sampai Tuhan bertindak.  Berserah kepada Tuhan itu baik dan memang harus dilakukan oleh semua orang percaya, tapi bukan bersikap pasif seperti itu karena ada bagian yang harus kita kerjakan, yaitu meningkatkan intensitas hubungan kita dengan Tuhan supaya kita memiliki kepekaan akan tuntunan Roh Kudus tentang apa yang harus kita lakukan selanjutnya, bukan hanya duduk diam alias berpangku tangan.  Kalau kita tidak melakukan apa-apa, jangan kecewa bila kita tak memperoleh apa-apa dari Tuhan.

     Di sisi lain ada orang yang hanya  'aktif' dalam tindakan tapi tidak memiliki penyerahan diri kepada Tuhan, tidak pernah melibatkan Tuhan dalam setiap tindakannya.  Mereka bertindak dengan mengandalkan kekuatan, kehebatan, kepintaran dan kemampuan diri sendiri:  dan ketika berhasil mereka akan berkata,  "Semua karena usahaku sendiri, semua karena jerih payahku sendri, tanpa Tuhan pun aku bisa!"  Orang yang berlaku demikian, tinggal menunggu waktu saja, pasti akan jatuh.  Hidup kekristenan adalah hidup yang seimbang!  Keseimbangan antara doa dan bekerja, iman dan perbuatan.  "Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati."  (Yakobus 2:26).  Iman dan perbuatan menjadi dua hal yang tak dapat dipisahkan, harus menjadi satu kesatuan, sebab  "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna."  (Yakobus 2:22).

     Jadi, ada yang menjadi bagian Tuhan yaitu menolong kita, memampukan kita, membuka jalan bagi kita dan memberkati kita, sedangkan bagian kita adalah membangun iman, latihan ibadah, bersaat teduh untuk mempertajam pendengaran akan suara Tuhan, taat dan melakukan kehendak Tuhan dan bertindak dengan melibatkan Tuhan dan mengandalkan Dia dalam segala hal.

Janji Tuhan takkan tergenapi dalam hidup ini bila kita sendiri tak mau membayar harga:  ada iman, dan ada perbuatan!

Wednesday, November 4, 2020

ADA BERKAT SAAT DI RUMAH TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 November 2020

Baca:  Yesaya 37:1-38

"Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN. Hizkia berdoa di hadapan TUHAN," Yesaya 37:14-15

Alkitab menyatakan:  "...dalam tahun keempat belas zaman raja Hizkia majulah Sanherib, raja Asyur, menyerang segala kota berkubu negeri Yehuda, lalu merebutnya."  (Yesaya 36:1), sehingga Yerusalem benar-benar dalam keadaan terjepit, karena kepungan musuh  (raja Sanherib).  Di tengah situasi genting ini raja Hizkia pun mengoyakkan pakaiannya dan menyelubungi diri dengan kain kabung, lalu bersegera masuk ke rumah Tuhan  (ayat nas).

     Hizkia tahu benar kemana harus berlari meminta pertolongan dan perlindungan.  Di rumah Tuhan inilah Hizkia mendapatkan janji firman Tuhan yang menguatkan, meneguhkan, dan memberikan pengharapan yang pasti,  "Ia tidak akan masuk ke kota ini dan tidak akan menembakkan panah ke sana; juga ia tidak akan mendatanginya dengan perisai dan tidak akan menimbun tanah menjadi tembok untuk mengepungnya. Melalui jalan, dari mana ia datang, ia akan pulang, tetapi ke kota ini ia tidak akan masuk, demikianlah firman TUHAN. Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku."  (Yesaya 37:33-35).

     Banyak orang Kristen tak menaruh hormat terhadap rumah Tuhan, malahan seringkali menjauhkan diri pertemuan-pertemuan ibadah di rumah Tuhan  (Ibrani 10:25), padahal firman Tuhan memperingatkan,  "...tempat itulah harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi."  (Ulangan 12:5).  Bila Tuhan sendiri yang memberikan perintah, tidak ada alasan untuk kita tidak menaatinya karena di rumah-Nya ada berkat-berkat yang disediakan untuk umat-Nya.  "Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau."  (Mazmur 84:5), sebab  "...ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat..."  (Mazmur 133:3b)  dan jawaban atas setiap pergumulan dan berkat pengajaran firman Tuhan.  Karena itu nabi Mikha mengajak umat untuk naik ke gunung Tuhan  (rumah Tuhan)  supaya kita mendapatkan pengajaran, sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan firman Tuhan dari Yerusalem  (Mikha 4:2).

"TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada tempat kemuliaan-Mu bersemayam."  Mazmur 26:8