Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 November 2020
Baca: Mazmur 73:1-28
"Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi." Mazmur 73:13-14
Tidak selamanya penderitaan yang kita alami disebabkan oleh serangan si jahat (Iblis); tidak semua pula akibat dari kesalahan atau dosa yang kita perbuat. Saat kita mengalami penderitaan bukan berarti Tuhan tidak sanggup menolong kita dan melakukan mujizat-Nya. Terkadang saat kita sedang berjuang untuk hidup dalam kebenaran, penderitaan pun serasa enggan beranjak dari kehidupan kita. Ternyata tidak selamanya hidup benar mendatangkan kenyamanan atau berkat. Akhirnya timbul pertanyaan dalam hati, sama seperti yang dipergumulkan oleh bani Asaf (ayat nas): "Mengapa kita sudah hidup dalam kebenaran tetapi justru yang kita lihat dan alami adalah situasi sulit, tekanan dan penderitaan?" Bagaimana sikap hati kita jika hal ini terjadi? Apakah kita harus kecewa kepada Tuhan, marah, menyalahkan Tuhan, kemudian memberontak kepada Tuhan?
Bagaimana pun juga keadaannya, kita harus selalu mengoreksi diri! Sudahkah kita benar-benar hidup dalam kebenaran? Kalau kita dipercaya Tuhan untuk suatu pelayanan, sudahkah kita melayani Tuhan dengan benar? Dengan kata lain pertobatan harus kita lakukan setiap hari, "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." (Matius 3:8). Mari belajar dari pemazmur yang selalu berdoa memohon kepada Tuhan untuk selalu dikoreksi, diuji, diselediki: "Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku." (Mazmur 26:2). Kalau tidak, kita akan mengalami seperti bangsa Israel yang harus berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun oleh karena mereka mengeraskan hati (tegar tengkuk), tidak mau merendahkan diri di hadapan Tuhan, tak mau bertobat.
Bila kita sudah hidup dalam pertobatan namun penderitaan masih harus kita alami, berarti kita sedang dalam proses ujian kesetiaan, sebab untuk setia di tengah penderitaan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Tapi ketika dalam penderitaan Tuhan mendapati kita tetap setia, percayalah, bahwa ada upah yang Tuhan telah persiapkan untuk kita.
Tetaplah berlaku hidup benar walau dalam penderitaan, karena di balik penderitaan ada kemuliaan!