Tuesday, October 27, 2020

MENGALAH TIDAK SAMA DENGAN KALAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Oktober 2020

Baca:  Kejadian 13:1-18

"Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri."  Kejadian 13:9

Dunia saat ini dipenuhi dengan orang-orang yang maunya menang sendiri dan tak mau mengalah, karena mereka berprinsip bahwa mengalah adalah hal yang memalukan, tanda tak mampu.  Mereka berkata,  "Kalau kita mengalah kita akan diremehkan, disepelekan dan direndahkan oleh orang lain."  Mengalah bukan berarti kalah, tapi mengacu kepada satu sikap yang mau merendahkan diri.  Sebaliknya tindakan yang tidak mau mengalah atau tak mau dikalahkan menunjukkan sikap mementingkan diri sendiri  (egois).  Banyak kegagalan terjadi, baik dalam kehidupan keluarga  (rumah tangga) atau dalam pekerjaan Tuhan, ketika masing-masing individu tak mau mengalah, mengedepankan ego sendiri.  Akhirnya terjadilah silang pendapat, cekcok, perselisihan dan pertengkaran!

     Abraham adalah orang pilihan Tuhan dan beroleh janji Tuhan untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa  (Kejadian 12:1-3).  Predikat yang disandang oleh Abraham ini bukanlah hal yang mudah untuk diraih, tetapi ada harga yang harus dibayar, yaitu taat dan sikap mau mengalah.  Seiring berjalannya waktu hidup Abraham semakin diberkati.  "...banyak ternak, perak dan emasnya."  (Kejadian 13:2), dan pada waktu itu Lot  (keponakannya)  turut serta.  Suatu ketika terjadi pertentangan antara hamba-hamba Abraham dan Lot yang berebut tempat penggembalaan  (Kejadian 13:8).  Yang dilakukan Abraham adalah justru mengalah dan memberi kesempatan kepada Lot untuk memilih area terlebih dahulu, padahal Lot yang seharusnya mengalah kepada pamannya.  Abraham berusaha untuk menguasai diri, mengesampingkan ego dan menaklukkan kedagingannya, ia tahu bahwa Tuhan punya rencana besar atas hidupnya.  Di sisi lain Lot menggunakan jurus aji mumpung dan tidak menyia-nyiakan kesempatan:  dipilihnyalah lembah Yordan yang menurut penilaian kasat mata lebih menjanjikan, tapi pada akhirnya apa yang dipandang baik menurut penilaian manusia justru menjadi penyebab kehancuran.

     Tuhan memperhitungkan kerendahan hati yang ditunjukkan oleh Abraham ini!

Sikap mau mengalah ini adalah kesempatan bagi Abraham untuk melihat campur tangan Tuhan dalam hidupnya!

Monday, October 26, 2020

DITEGUR TUHAN = DIKASIHI TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Oktober 2020

Baca:  Amsal 1:20-33

"Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu."  Amsal 1:23

Kebanyakan orang tidak suka bila ditegur oleh orang lain!  Sekalipun sudah jelas-jelas melakukan kesalahan, orang-orang yang tak berjiwa besar tak mau mengakui kesalahan yang diperbuatnya, malah merasa tersinggung, marah dan menyalahkan orang lain saat ditegur.  Banyak orang Kristen yang ngambek dan kemudian mogok tak mau lagi beribadah, malah pindah ke gereja lain, karena merasa tersinggung dengan teguran firman Tuhan yang disampaikan hamba Tuhan di atas mimbar, apalagi teguran tersebut berkenaan dengan dosa.

     Jika Tuhan menegur kesalahan atau dosa yang telah kita perbuat seharusnya kita bersyukur dan berbahagia.  Mengapa?  Teguran Tuhan adalah bukti bahwa Dia sangat memperhatikan dan mengasihi kita.  Terkadang teguran-Nya memang keras dan menyakitkan tapi bertujuan mendidik kita:  "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."  (Ibrani 12:5-6).  Adakah seorang anak yang tidak pernah ditegur oleh bapanya?  Tuhan menegur kita supaya kita tidak tersesat dan menyimpang jauh dari jalan-jalan-Nya, sebab menyimpang dari jalan Tuhan berarti sedang berjalan menuju kepada kehancuran dan kebinasaan.  Pemazmur menyadarinya:  "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu."  (Mazmur 119:67, 71).  Pemazmur bersyukur ketika ia ditegur oleh Tuhan karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya.

     Milikilah respons hati yang benar saat ditegur Tuhan!  Teguran Tuhan menjadi kesempatan untuk kita meminta pengampunan Tuhan dan berkesempatan memperbaiki diri.  Teguran Tuhan selalu mendatangkan pemulihan:  saat kita mengakui kesalahan, memohon pengampunan, Dia pasti menyatakan kasih-Nya dan memulihkan keadaan kita.  Teguran Tuhan bertujuan mengoreksi hidup kita dan membuat kita semakin peka rohani.

Bersyukurlah dan jangan sekali-kali memberontak bila ditegur Tuhan!