Thursday, October 22, 2020

DORKAS: Pemurah Beroleh Kemurahan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Oktober 2020

Baca:  Kisah Para Rasul 9:32-43

"Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah."  Kisah 9:36b

Dorkas adalah seorang janda dari kaum Yahudi yang tinggal di Yope  (Yunani).  Ia memiliki dua nama panggilan:  teman-teman dari kaum Yahudi memanggil Tabita, dan teman-teman kaum Yunani memanggilnya Dorkas.  Alkitab menyatakan bahwa Dorkas dikenal sebagai orang yang banyak sekali berbuat baik dan suka bersedekah  (ayat nas), sehingga hidupnya menjadi berkat dan kesaksian bagi banyak orang.

     Karena Dorkas dikenal sangat baik dan suka menolong orang lain, maka ketika dia sakit dan meninggal banyak orang sedih dan merasa kehilangan.  Mereka pun mencari cara bagaimana supaya Dorkas bisa hidup kembali.  Begitu mendengar kabar bahwa Petrus sedang berada di Lida  (dekat Yope), diutuslah segera dua orang untuk menemui Petrus:  "'Segeralah datang ke tempat kami.' Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka."  (Kisah 9:38b-39a).  Kemudian, Petrus pun  "...berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: 'Tabita, bangkitlah!' Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup."  (Kisah 9:40-41).  Mujizat terjadi!  Wanita itu dibangkitkan kembali.  "Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan."  (Kisah 9:42).

     Sudahkah kita memiliki kehidupan seperti Dorkas, yang mampu menjadi buah bibir yang baik, karena keteladanan hidup yang ditunjukkan?  Karena Dorkas memiliki kemurahan hati kepada semua orang, ia pun beroleh kemurahan dari Tuhan!  Melayani Tuhan tidak harus selalu menjadi seorang fulltimer atau melayani di gereja.  Kita bisa melayani Tuhan dengan apa yang bisa kita kerjakan sesuai dengan bidang kita masing-masing.  Sekalipun apa yang yang diperbuat oleh Dorkas nampak tak sehebat penginjil-penginjil besar, tapi apa yang diperbuatnya diperhitungkan Tuhan dan berharga di mata-Nya.

"Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."  Matius 5:7

Wednesday, October 21, 2020

Debora: Wanita Tangguh

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Oktober 2020

Baca:  Hakim-Hakim 4:1-24

"'Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.' Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh."  Hakim-Hakim 4:9

Deborah adalah salah satu wanita tangguh yang tercatat di Alkitab.  Sekalipun ia berstatus ibu rumah tangga, ia dipercaya Tuhan memimpin bangsa Israel sebagai hakim!  Jadi Debora adalah  "...seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel."  (Hakim-Hakim 4:4).  Di bawah pohon kurma di pegunungan Efraim ia biasa menjalankan tugasnya.  Banyak orang datang kepadanya membawa masalah, Debora memberi nasihat dan solusi untuk setiap permasalahan yang mereka alami  (Hakim-Hakim 4:4-5).  Sebagai nabiah ia menjadi penyambung lidah Tuhan:  menerima petunjuk atau nubuatan dari Tuhan untuk disampaikan kepada bangsa Israel.  Dalam kepemimpina Debora ini bangsa Israel hidup damai dan aman selama 40 tahun  (Hakim-Hakim 5:31b).

     Pada waktu itu bangsa Israel berada dalam penindasan raja Kanaan selama 20 tahun  (Sisera selaku kepala pasukan).  Debora pun memerintahkan Barak  (pemimpin prajurit Israel)  untuk menyerang Sisera, tapi Barak merasa ragu untuk berperang sendirian, karena itu ia bersikeras meminta Debora untuk turut pula maju berperang!  "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju."  (Hakim-Hakim 4:8).  Permintaan Barak ini direspons baik oleh Debora!  Ia rela turun gunung tanpa rasa takut:  turut maju berperang bersama prajurit ke medan peperangan demi membela umat Tuhan!  Kehadiran Debora ini benar-benar menjadi pendorong dan penyemangat, bahkan berpengaruh besar bagi para prajurit Israel untuk berperang melawan musuh  (Hakim-Hakim 4:14-16).  Karena Tuhan turut bekerja, mereka berhasil mengalahkan musuh!  Ini menunjukkan bahwa Debora benar-benar menjadi sosok panutan dan sangat dihormati rakyatnya!

     Kualitas rohani dan kualitas kepemimpinan yang berjalan seiring benar-benar menjadi kunci sukses Debora dalam memimpin bangsa Israel:  sebagai nabiah ia sangat peka akan suara Tuhan;  dan sebagai pemimpin ia tidak hanya sekedar berteori, tapi ia berani turun lapangan dan melakukan kerja nyata.

Karena melibatkan Tuhan dalam segala hal, Debora berhasil memimpin bangsa!