Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Oktober 2020
Baca: Bilangan 20:2-13
"Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun, dan bertengkarlah bangsa itu dengan Musa," Bilangan 20:2-3a
Menjadi seorang pemimpin bukanlah pekerjaan ringan, terlebih-lebih menjadi pemimpin rohani bagi umat Tuhan. Selain kehidupan pribadinya selalu menjadi sorotan, sedikit saja melakukan kesalahan atau pelanggaran bisa fatal akibatnya: dihakimi, dikritik, dicemooh dan dihujat. Sebaliknya ketika si pemimpin memiliki kinerja bagus dan berprestasi jarang sekali ia mendapatkan pujian atau penghargaan, "Ah...itu sudah seharusnya!"
Sebagai pemimpin bangsa Israel (bangsa pilihan Tuhan) Musa juga mengalami perlakuan yang kurang baik dari umat yang dipimpinnya, padahal ia bukan sembarang pemimpin, tetapi pilihan Tuhan. Setiap kali terbentur dengan masalah dan kesulitan saat menempuh perjalanan di padang gurun, umat Israel selalu menjadikan Musa sebagai kambing hitam, dipersalahkan dan dianggap sebagai penyebab kegagalan dan penderitaan yang sedang mereka alami. Namun meski diperhadapkan dengan situasi sulit, meski harus menghadapi umat Israel yang dikenal tegar tengkuk (Keluaran 32:9), Musa tetap menunjukkan kesabarannya: "Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi." (Bilangan 12:3). Dengan penuh kesabaran Musa mendampingi, menuntun dan membimbing bangsa Israel keluar dari Mesir. Bangsa Israel tidak melihat betapa Musa telah mengorbankan banyak hal demi mereka: "...Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa." (Ibrani 11:24-25).
Musa rela meninggalkan kemewahan, kenyamanan dan kenikmatan sebagai anak puteri Firaun dan memilih untuk menderita bersama umat Israel. Bukankah ini pengorbanan luar biasa? Tapi ini reaksi bangsa Israel saat mereka tidak mendapatkan air di Meriba, "Mengapa kamu membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ? Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minumpun tidak ada?" (Bilangan 20:4-5).
Pengorbanan Musa tidak berarti apa-apa di hadapan umat Israel!