Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Oktober 2020
Baca: Mazmur 118:1-29
"Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru." Mazmur 118:22
Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang penuh kuasa, karya tangan-Nya dahsyat dan heran. Segala yang dikerjakan-Nya tidak bisa diselami dan diukur secara akal manusia. "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9). Bila tukang bangunan atau ahli bangunan mengatakan bahwa sebongkah batu tertentu sudah tidak cocok dan tidak bisa dipakai untuk membangun sebuah rumah, maka batu itu benar-benar tak bisa dipakai. Tak perlu lagi menanyakan hal itu pada orang lain, apalagi bertanya kepada mereka yang bukan ahlinya. Tetapi hukum Tuhan berbeda dari hukum manusia! Tuhan sanggup menjungkirbalikkan prediksi manusia! Batu yang dibuang oleh tukang bangunan justru bisa menjadi batu penjuru (ayat nas).
Alkitab menyatakan bahwa Kristus adalah "...batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah menjadi batu penjuru." (Kisah 4:11). Itulah sebabnya pemazmur berkata, "Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!" (Mazmur 118:24). Hari yang dijadikan Tuhan adalah hari ketika batu yang dibuang tukang-tukang bangunan itu telah menjadi batu penjuru. "Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita." (Mazmur 118:23). Itulah hari keselamatan bagi dunia! Yesus rela mengorbankan nyawa-Nya di atas kayu salib dan mati, kemudian bangkit dari antara orang mati pada hari ke-3.
Jadi, hari yang dijadikan Tuhan adalah hari kebangkitan-Nya dari antara orang mati. "'Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.' Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: 'Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.'" (1 Petrus 2:6-7).
Kristus yang diremehkan dan direndahkan justru menjadi Juruselamat bagi umat manusia!