Friday, October 2, 2020

KRISTUS: Dibuang Menjadi Batu Penjuru

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Oktober 2020

Baca:  Mazmur 118:1-29

"Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru."  Mazmur 118:22

Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang penuh kuasa, karya tangan-Nya dahsyat dan heran.  Segala yang dikerjakan-Nya tidak bisa diselami dan diukur secara akal manusia.  "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."  (Yesaya 55:8-9).  Bila tukang bangunan atau ahli bangunan mengatakan bahwa sebongkah batu tertentu sudah tidak cocok dan tidak bisa dipakai untuk membangun sebuah rumah, maka batu itu benar-benar tak bisa dipakai.  Tak perlu lagi menanyakan hal itu pada orang lain, apalagi bertanya kepada mereka yang bukan ahlinya.  Tetapi hukum Tuhan berbeda dari hukum manusia!  Tuhan sanggup menjungkirbalikkan prediksi manusia!  Batu yang dibuang oleh tukang bangunan justru bisa menjadi batu penjuru  (ayat nas).

     Alkitab menyatakan bahwa Kristus adalah  "...batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah menjadi batu penjuru."  (Kisah 4:11).  Itulah sebabnya pemazmur berkata,  "Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!"  (Mazmur 118:24).  Hari yang dijadikan Tuhan adalah hari ketika batu yang dibuang tukang-tukang bangunan itu telah menjadi batu penjuru.  "Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita."  (Mazmur 118:23).  Itulah hari keselamatan bagi dunia!  Yesus rela mengorbankan nyawa-Nya di atas kayu salib dan mati, kemudian bangkit dari antara orang mati pada hari ke-3.

     Jadi, hari yang dijadikan Tuhan adalah hari kebangkitan-Nya dari antara orang mati. "'Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.' Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: 'Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.'"  (1 Petrus 2:6-7).

Kristus yang diremehkan dan direndahkan justru menjadi Juruselamat bagi umat manusia!

Thursday, October 1, 2020

TANDA KITA MILIK TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Oktober 2020

Baca:  Galatia 5:16-26

"Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya."  Galatia 5:24

Sebagai orang percaya hidup kita milik Kristus,  "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar"  (1 Korintus 6:20a),  "...bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat."  (1 Petrus 1:18-19).

     Karena kita ini milik Kristus maka kita harus memiliki kehidupan yang berbeda dengan orang-orang dunia.  Jadi harus ada tanda yang menunjukkan bahwa kita ini milik Tuhan sebagaimana yang rasul Paulus katakan,  "...pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus."  (Galatia 6:17).  Pada masa-masa akhir Tuhan akan mengadakan pemisahan antara orang benar dan orang fasik, antara gandum dan ilalang.  Oleh karena itu kita harus menunjukkan kualitas hidup yang berbeda dengan dunia sebagai tanda bahwa kita adalah milik Tuhan.  Ayat nas menyatakan bahwa menjadi milik Kristus berarti kita telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.  Tanda nyata kita menjadi milik Tuhan adalah melalui:  1.  Perkataan kita.  Berhati-hatilah dengan perkataan kita, sebab  "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."  (Amsal 18:21).  Apa yang keluar dari mulut kita haruslah perkataan yang selaras dengan firman Tuhan:  "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."  (Efesus 4:29).  Oleh karena itu kita harus bisa menahan dan menjaga lidah kita, sebab dalam banyak bicara ada banyak pelanggaran  (Amsal 10:19).  Kita harus bisa menjadi orang yang bijak!  "...orang bijak dipelihara oleh bibirnya." (Amsal 14:3).  Bagaimana perkataan Saudara?  Di mana pun dan kapan pun kita tak boleh menahan ucapan untuk tidak memberitakan firman Tuhan, bersaksi tentang kebaikan Tuhan, menginjil.

     2.  Perbuatan kita.  Kita ini surat Kristus yang terbuka, bisa dibaca semua orang.  Perbuatan kita harus meneladani kehidupan-Nya:  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6).

Tanda seorang menjadi milik Tuhan terlihat dari praktik hidupnya sehari-hari!