Monday, September 28, 2020

JANGAN SAMPAI MENGALAMI PENOLAKAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 September 2020

Baca:  1 Korintus 9:24-27

"Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak."  1 Korintus 9:27

Ditolak itu meyakitkan!  Entah itu ditolak saat menyatakan cinta kepada seseorang atau saat melamar seseorang, ditolak masuk sekolah favorit karena nilai kurang memenuhi syarat, ditolak saat melamar pekerjaan, dan sebagainya.  Mengalami penolakan adalah momok bagi semua orang, sebab ditolak berarti tidak diterima keberadaannya.

     Mengalami penolakan di dunia ini saja sudah sangat menyakitkan, terlebih-lebih orang yang mengalami penolakan dari Tuhan!  Inilah yang menjadi pergumulan hidup rasul Paulus:  jangan sampai setelah ia memberitakan Injil justru ia sendiri yang ditolak oleh Tuhan, dan orang lain yang menerima Injil dan dilayaninya justru diterima.  Firman Tuhan sudah terlebih dahulu memperingatkan,  "Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."  (Matius 19:30).  Jangan sampai kita yang sudah lama mengikut Tuhan dan sudah terlibat dalam pelayanan justru menjadi orang yang terakhir!  Karena itulah rasul Paulus melatih diri sedemikian rupa!  Ini berbicara tentang proses, tidak langsung jadi, dan bersedia membayar harga.

     Kita harus bisa menguasai dan mengendalikan tubuh kita, jangan sebaliknya kita yang dikendalikan oleh tubuh dengan segala keinginannya.  Adalah berbahaya bila kita mengikut keinginan tubuh ini dengan segala keinginannya, sebab keinginan tubuh  (daging)   kita ini berlawanan dengan keinginan Roh  (Glatia 5:17).  Kita harus bisa melatih, mengontrol, menguasai dan menaklukkan tubuh kita sendiri.  Saul, awalnya adalah orang yang diurapi Tuhan saat menjadi raja atas Israel, tapi karena tidak lagi taat kepada Tuhan dan lebih menuruti keinginan dagingnya, akhirnya ia mengalami penolakan dari Tuhan!  "Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."  (1 Samuel 15:23).

     Esau juga mengalami penolakan dari Tuhan karena ia telah menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.  Hal itu menunjukkan bahwa Esau tidak menghargai kasih dan anugerah Tuhan!  Penyesalan pun tiada guna  (Ibrani 12:17).

Mengalami penolakan dari Tuhan akan berujung kepada kebinasaan kekal!

Sunday, September 27, 2020

KASIH KEPADA TUHAN: Taat dan Mengasihi Sesama

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 September 2020

Baca:  Yohanes 14:15-31

"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."  Yohanes 14:21

Mengasihi Tuhan dengan sungguh berarti memberikan segenap keberadaan hidup kita untuk dikuasai dan dipimpin oleh Roh Kudus, artinya kita berjalan bersama Tuhan setiap hari, memikirkan jalan-jalan-Nya, tunduk kepada kehendak-Nya, taat melakukan firman-Nya, memegang teguh janji-Nya, rela diajar dan dibentuk oleh-Nya.  Tuhan sendiri menegaskan,  "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku...Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku;"  (Yohanes 14:23; 24).  Taat melakukan firman Tuhan adalah wujud nyata seseorang mengasihi Tuhan, sebab  "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."  (Matius 7:21).

     Bukti lain seseorang mengasihi Tuhan adalah bila ia juga mengasihi sesama, sebab jika orang berkata bahwa ia mengasihi Tuhan tapi membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta  (1 Yohanes 4:20).  Memiliki kasih adalah tanda seseorang sudah mengalami kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus:  "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat." (Yehezkiel 36:26).  Setiap orang yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru  (2 Korintus 5:17), yang seharusnya mewarisi karakter kasih, di mana kemudian kasih itu mengalir keluar.  Bila ada orang Kristen yang masih bersikap egois, gampang mendendam, menyimpan akar pahit, kebencian, sakit hati, tidak bisa mengampuni orang lain, dan sebagainya, tak ada kasih di dalam dirinya.

     Mengasihi orang lain merupakan balasan kasih yang telah diberikan Tuhan kepada kita.  Kasih itu bersifat aktif, bukan pasif, artinya mendahului untuk melakukan suatu tindakan, bukan menunggu terlebih dahulu atau sekedar membalas.  Kebanyakan dari kita mau mengasihi setelah dikasihi, mau memberi setelah diberi.  Rasul Paulus menasihati,  "...selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman."  (Galatia 6:10).

Orang yang mengasihi Tuhan juga harus mengasihi saudaranya  (1 Yohanes 4:21).