Tuesday, September 22, 2020

TERTULIS DI KITAB KEHIDUPANNYA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 September 2020

Baca:  Wahyu 20:11-15

"Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan."  Wahyu 20:12a

Selagi kita masih hidup di dunia ini mari kita pergunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin yaitu hidup dalam kebenaran dan mengerjakan panggilan Tuhan dengan roh yang menyala-nyala.  Keselamatan yang sudah kita terima dari Tuhan harus kita kerjakan dengan takut dan gentar  (Filipi 2:12), serta berjuang sedemikian rupa mengejar perkenanan Tuhan sampai garis akhir hidup kita.  Tak ada kata sia-sia kita hidup dalam kebenaran!  Karena segala sesuatu yang kita perbuat untuk Tuhan dan juga untuk sesama manusia semuanya ada di bawah pengawasan Tuhan, mata Tuhan memperhatikan, dan kesemuanya tercatat secara rinci di dalam sebuah buku yang disebut kitab kehidupan.

     Segala jerih lelah kita di dalam mengikut Tuhan, kesungguhan kita dalam melayani pekerjaan-Nya, dan harga yang sudah kita bayar untuk mempertahankan hidup benar, selain dicatat di dalam kitab kehidupan juga akan mendapatkan upah dari Tuhan.  Ada tertulis:  "Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya."  (Wahyu 3:5).  Jadi yang tercatat di kitab kehidupan-nya Tuhan adalah orang-orang yang menang!

     Pemilik kitab kehidupan adalah Yesus sendiri, sebab kitab kehidupan juga disebut kitab kehidupan Anak Domba:  "...hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu."  (Wahyu 21:27);  Dialah yang menuntun siapa yang layak tercatat namanya di kitab tersebut.  Begitu pula setiap perbuatan jahat, ketidaktaatan terhadap firman Tuhan, juga tak luput dari pandangan Tuhan, dan pada saatnya akan mendapat balasan yang setimpal perbuatannya,  "Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu."  (Galatia 6:7b-8).

Bersungguh-sungguhlah di dalam Tuhan supaya nama kita tercatat di kitab kehidupan!

Monday, September 21, 2020

MASALAH DATANG, HATI TAK TENANG

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 September 2020

Baca:  Yesaya 30:1-17

"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."  Yesaya 30:15

Setiapkali masalah datang reaksi sebagian besar orang adalah panik, takut dan kuatir.  Juga kita tak bisa menahan ucapan, tak bisa menjaga lidah kita untuk memperkatakan hal-hal yang negatif dan mengasihani diri sendiri, padahal kita sudah diperingatkan,  "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." (Amsal 10:19);  ucapan atau perkataan yang tidak dijaga, dapat membuat kita berdosa kepada Tuhan:  "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang..."  (Mazmur 39:2).

     Kualitas hidup seseorang yang sesungguhnya akan terlihat dari kemampuannya dalam menguasai diri salah satunya adalah menguasai ucapan.  Bagaimana sikap kita saat menghadapi masalah atau pergumulan yang berat?  Ada kata pepatah yang mengatakan bahwa diam itu emas.  Kata  'diam'  yang dimaksudkan bukan berarti tidak mampu, masa bodoh atau menyerah pasrah, tapi mengacu kepada suatu sikap kehati-hatian dalam berbicara atau pun bertindak.  Jika kita tidak dapat mengatakan sesuatu yang baik adalah lebih baik kita berdiam diri.  Begitu pentingnya sikap berdiam diri sehingga orang bodoh pun  "...akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya."  (Amsal 17:28).  Ketika masalah datang menerpa hidup seringkali kita tidak bisa menahan ucapan:  mengeluh, bersungut-sungut dan mengomel, seperti yang biasa dilakukan bangsa Israel saat berada di padang gurun:  "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."  (Keluaran 14:11-12).

     Kebanyakan dari kita tak bisa tenang ketika permasalahan datang!  Tuhan mengajarkan kita untuk bersikap tenang saat masalah datang menerpa:  "Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa."  (1 Petrus 4:7b).

Berdiam diri dengan mendekat kepada Tuhan membuat kita menjadi tenang!