Sunday, September 20, 2020

MENCINTAI FIRMAN: Hidup Dikenan Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 September 2020

Baca:  Mazmur 119:89-104

"Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari."  Mazmur 119:97

Tentang Daud, Tuhan mengatakan,  "Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku."  (Kisah 13:22b).  Kunci untuk memiliki kehidupan yang berkenan kepada Tuhan adalah memiliki rasa haus dan lapar akan firman Tuhan dan hidup dalam persekutuan yang karib dengan Tuhan.  Daud mau membayar harga dalam hidupnya untuk merenungkan firman Tuhan setiap hari, ia begitu menyukai firman dan Taurat Tuhan.  Bukan sampai di situ saja, ia juga  "...suka melakukan kehendak-Mu...Taurat-Mu ada dalam dadaku."  (Mazmur 40:9).

     Kita seharusnya memiliki perasaan yang sama seperti Daud, yang begitu mengasihi Tuhan dan mencintai firman-Nya.  Orang yang kasihnya bergelora untuk Tuhan tidak akan merasa keberatan untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.  Itulah yang menyenangkan hati Tuhan:  "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."  (Yohanes 14:21).  Selain itu kita harus benar-benar percaya dan berpegang teguh pada firman Tuhan, bukan hanya sekedar membaca, sebab semua tulisan yang ada di dalam Injil adalah perkataan Tuhan yang penuh kuasa.  Jangan sekali-kali kita membanding-bandingkan ayat-ayat firman Tuhan atau memperdebatkannya secara akal logika kita, sebab firman Tuhan itu hanya untuk dilakukan dan ditaati.  Seberapa besar rasa haus dan lapar Saudara terhadap firman Tuhan?  "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan."  (Matius 5:6).

     Banyak orang Kristen lalai dan malas membaca Alkitab, mereka baru mencari Alkitabnya saat dalam keadaan terjepit.  Rasul Paulus menasihati Timotius,  "...bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci,"  (1 Timotius 4:13).  Bagaimana mungkin kita akan mengalami penggenapan janji-janji Tuhan yang tertulis di Alkitab, tanpa bertekun membaca, merenungkan dan melakukan firman Tuhan?  Pemazmur menegaskan bahwa menyukai firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam adalah kunci untuk meraih keberhasilan dalam hidup ini  (Mazmur 1:1-3;  Yosua 1:8).  

Karib dengan Tuhan dan  'tinggal'  dalam firman-Nya kunci diperkenan Tuhan!

Saturday, September 19, 2020

MENYUKAKAN MANUSIA: Hamba Manusia

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 September 2020

Baca:  Galatia 1:1-10

"Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus."  Galatia 1:10b

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan adalah berkenaan dengan motivasi.  Dalam melayani pekerjaan Tuhan kita harus memiliki motivasi yang murni yaitu mengejar perkenanan Tuhan, bukan mencari perkenanan dari manusia.  Kalau pelayanan kita hanya bertujuan untuk menyenangkan hati manusia atau orang-orang yang dilayani berarti motivasi kita sudah melenceng jauh.  Perhatikan apa yang rasul Paulus katakan,  "Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus."  (ayat nas).

     Fenomena ini sedang melanda gereja Tuhan di akhir zaman:  banyak pelayan Tuhan atau hamba Tuhan yang karena takut kehilangan jemaatnya akhirnya memilih untuk berkompromi dengan dosa.  Mereka tidak berani menegur jemaatnya yang berbuat kesalahan;  mereka tetap saja menutup mata seolah-olah tidak terjadi apa-apa;  mereka tidak bisa bersikap tegas!  Ketika kita lebih takut kepada manusia demi menyenangkan hatinya, atau lebih memilih untuk mencari pujian manusia, sama artinya kita sudah menghambakan diri kepada manusia.  Yang namanya  'hamba'  adalah orang yang berusaha melakukan apa saja demi untuk menyenangkan hati tuannya.  Ketika kita melakukan segala sesuatu dan menempuh segala cara dengan tujuan untuk menyenangkan hati manusia berarti kita sudah menjadi hamba manusia.

     Sebagai hamba-hamba Tuhan kita harus memiliki satu tujuan dalam melayani pekerjaan Tuhan kita harus memiliki satu tujuan bagaimana supaya kita tetap berkenan dan menyenangkan hati Tuhan.  Orang yang mengejar perkenanan Tuhan pasti akan menghambakan diri kepada Tuhan sepenuhnya dan berkomitmen untuk meninggalkan cara hidup yang tidak berkenan kepada Tuhan;  kita tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari kebenaran yang membuat hati Tuhan sedih.  Inilah harga yang harus dibayar seorang hamba Tuhan!  Apa pun situasinya kita harus tetap berdiri teguh dalam kebenaran firman Tuhan dan tidak akan berkompromi dengan dosa.

Kristus sudah mengorbankan nyawa-Nya untuk menebus dosa-dosa kita, karena itu kita harus menghambakan diri sepenuhnya hanya kepada Tuhan!