Sunday, September 6, 2020

WASPADA DAN MELINDUNGI DIRI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 September 2020

Baca:  2 Petrus 3:1-18

"Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh."  2 Petrus 3:17b

Tenggiling atau trenggiling merupakan hewan pemakan semut dan juga rayap.  Hewan ini memiliki bentuk tubuh yang memanjang dengan lidah yang dapat dijulurkan hingga sepertiga dari panjang tubuhnya untuk mencari semut di sarangnya.  Selain itu trenggiling memiliki bentuk mulut yang runcing sehingga ia dapat mengendus liang serangga yang kecil;  juga memiliki rambut yang mirip sisik besar yang tersusun membentuk perisai berlapis sebagai alat perlindungan diri.  Ketika sedang dalam keadaan terancam hewan ini akan menggulungkan badannya seperti bola atau mengibaskan ekornya, sehingga dengan kulit sisiknya yang keras ia dapat melukai siapa pun yang datang menganggu.

     Kewaspadaan yang tinggi dan kemampuan untuk melindungi diri dari segala yang membahayakan ini juga patut dimiliki oleh orang percaya.  Bagaimana caranya?  Kita harus memiliki hikmat dari Tuhan!  "Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian." (Amsal 2:6).  Firman Tuhan adalah sumber hikmat bagi orang percaya!  Jadi kunci untuk memiliki hikmat adalah  'tinggal'  di dalam firman Tuhan.  Dengan hikmat yang kita miliki kita beroleh kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, mana yang patut dilakukan dan mana yang tidak patut dilakukan, mana yang berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak berkenan kepada Tuhan, mana yang berdampak positif dan mana yang berdampak negatif.  Dengan hikmat yang dimiliki kita mampu bersikap bijak di segala situasi!  "...orang yang bijak memperhatikan langkahnya."  (Amsal 14:15).

     Di zaman sekarang ini banyak orang Kristen tak punya kewaspadaan sehingga tidak mampu melindungi diri dari hal-hal yang jahat:  jatuh dalam dosa, jatuh dalam pergaulan yang buruk, jatuh dalam berbagai pencobaan, ceroboh dalam berkata-kata, dan mudah sekali terbawa arus dunia, karena mereka tidak memiliki hikmat Tuhan.  Hikmat tak dimilikinya karena mereka tidak memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan, tak mau menyediakan waktunya untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan.

Bergaul karib dengan Tuhan dan firman-Nya menjadikan kita peka rohani!

Saturday, September 5, 2020

TANGGUNG JAWAB ORANG YANG SUDAH DISELAMATKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 September 2020

Baca:  Roma 8:1-17

"Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran."  Roma 8:10

Sudah diselamatkan melalui korban Tuhan Yesus di kayu salib bukan berarti kita bisa leha-leha dalam menjalani kehidupan kekristenan kita, justru kita punya tanggung jawab yang besar.  Rasul Paulus mengingatkan,  "Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,..."  (Filipi 2:12).  Jadi selama kita masih hidup di dunia ini harus mempertahankan keselamatan yang sudah kita terima sedemikian rupa.  Bagaimana cara mengerjakan keselamatan?  Yaitu taat melakukan firman Tuhan sampai akhir hidup kita, dan memaksimalkan talenta serta potensi yang sudah kita terima untuk melayani pekerjaan Tuhan.  Jika kita tidak taat melakukan firman Tuhan dan tidak tekun mengerjakan panggilan-Nya di sepanjang hidup kita, keselamatan yang sudah kita terima bisa hilang.

     Alkitab menyatakan ketika orang percaya kepada Yesus ia sudah diampuni dosanya, tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Dia  (Roma 8:1);  tetapi selama perjalanan hidupnya ada tanggung jawab yang dilakukan yaitu tidak lagi hidup menuruti keinginan daging, melainkan harus hidup menurut Roh, sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Tuhan  (Roma 8:6-8).  Jika kita tetap hidup menuruti keinginan daging sama artinya kita telah menyia-nyiakan keselamatan yang telah kita terima.  Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan kita dituntut memiliki cara hidup yang benar-benar berbeda dengan orang-orang yang belum diselamatkan  (orang dunia).  Tak bisa dipungkiri bahwa  'hidup berbeda'  atau tidak terbawa arus dunia adalah perkara tidak mudah.  Tuhan berkata,  "...Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati."  (Matius 10:16).

     Di tengah dunia yang jahat ini kita dituntut bersikap cerdik tapi tulus.  Cerdik artinya waspada, tidak teledor, tahu apa yang mesti diperbuat ketika ada ancaman.  Ketulusan hati adalah bagian dari kasih.  Jangan sampai terbawa cara hidup dunia dan tetaplah mempraktekkan kasih.

Orang-orang yang sudah diselamatkan mutlak memiliki cara hidup yang berbeda dengan dunia!