Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 September 2020
Baca: Lukas 17:7-10
"...kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." Lukas 17:10b
Ada dua kata yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang percaya dalam pengiringannya akan Kristus, yaitu taat dan hamba. Hidup kita akan dikenan Tuhan bila kita taat melakukan kehendak-Nya dan berhati hamba. Hati hamba adalah hati yang rela melakukan apa pun yang Tuhan kehendaki untuk dilakukan, sebab kata 'hamba' dalam bahasa Yunani doulos, artinya hamba, pelayan atau budak yang terikat pada tuannya.
Demikian juga dengan kehidupan kita sebagai orang percaya, yang adalah hamba-hamba Tuhan, kita seharusnya memiliki hati hamba yang mau taat sepenuhnya kepada kehendak Tuhan. Karena status kita adalah hamba, kita tak punya hak apa-apa atas diri kita sendiri. Kita harus belajar untuk menyerahkan kehendak kita kepada Tuhan sebagaimana yang Kristus teladankan (Matius 26:39). Sebagai manusia kita pasti memiliki harapan, cita-cita, keinginan, agenda hidup pribadi, tapi tidak semua kehendak kita sejalan dengan kehendak Tuhan. Karena itu jangan pernah memaksakan kehendak sendiri kepada Tuhan! Serahkan dan selaraskan kehendak kita dengan kehendak Tuhan. Percayalah bahwa kehendak Tuhan atas hidup kita pastilah yang terbaik. 'Hamba' harus tunduk kepada otoritas di atasnya! Selain kita harus tunduk sepenuhnya kepada Tuhan, kita juga harus belajar untuk memiliki penundukan diri kepada orang lain yang Tuhan percayakan untuk menjadi pemimpin atau atasan kita.
Jika kita benar-benar memiliki penundukan diri kepada Tuhan, maka salah satu perwujudan nyatanya adalah kita juga tunduk kepada mereka yang memegang otoritas di atas kita, pemimpin yang Tuhan telah tetapkan: pemimpin negara, pemimpin di keorganisasian gereja, pemimpin di kantor atau perusahaan, pemimpin di sekolah, pemimpin di keluarga kita masing-masing dan sebagainya. Tunduk kepada otoritas yang berada di atas kita bukan berarti harus mengultuskan atau mendewakan mereka, tapi kita belajar untuk tetap mnghormati dan menghargai pemimpin kita dan dengan rela hati melakukan setiap perintahnya tanpa ada persungutan atau keluh kesah. "Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis." (1 Petrus 2:18).
Hamba yang berkenan kepada Tuhan: taat dan punya penundukan diri!