Friday, August 28, 2020

JERIH LELAH UNTUK TUHAN: Pasti Terbayar Lunas

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Agustus 2020

Baca:  Markus 10:28-31

"Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!"  Markus 10:28

Seiring berjalannya waktu, selalu saja ada orang Kristen yang kehilangan semangat dalam mengiring Kristus, tak lagi antusias mengerjakan panggilan hidupnya, bahkan tidak sedikit pula dari mereka yang imannya gugur di tengah jalan.  Apa penyebabnya?  Mereka berpikiran bahwa menjadi pengikut Kristus berarti perjalanan hidupnya akan mulus, terbebas dari masalah, penderitaan, atau kesesakan, dan berlimpah dengan berkat.  Ternyata apa yang mereka bayangkan tak sesuai dengan kenyataan:  begitu memutuskan untuk mengiring Kristus, masalah justru datang bertubi-tubi, ujian berat harus dialami, sementara kehidupan orang-orang diluar Tuhan sepertinya tampak enak, jalannya lancar, dan penuh keberuntungan.  Mereka menjadi kecewa dan menganggap bahwa mengiring Kristus itu tak ada untungnya dan sia-sia belaka.  Pemazmur juga dibuat cemburu ketika:  "...melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain."  (Mazmur 73:3-5).

     Mungkin kita merasa sudah mengiring Kristus dengan sungguh-sungguh dan sudah melayani Dia, lalu timbul pertanyaan dalam hati:  "Apa upahnya?"  Dengarkan nasihat rasul Paulus:  "...saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  (1 Korintus 15:58).  Tuhan sendiri menegaskan bahwa ada upah yang Ia sediakan bagi orang-orang yang setia mengiring Kristus sampai akhir dan berjerih lelah melayani Dia:  "orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."  (Markus 10:30).

     Bila menyadari bahwa jerih lelah dalam melayani Tuhan itu diperhitungkan-Nya, tak seharusnya kita menjadi lemah, kecut dan tawar hati.  Justru kita seharusnya makin giat melayani pekerjaan Tuhan dengan roh yang menyala-nyala.  Karena itu jangan pernah sia-siakan waktu, kesempatan, dan juga potensi yang Tuhan beri.

Harga yang telah kita bayar untuk Tuhan, pada saatnya pasti akan terbayar lunas!

Thursday, August 27, 2020

IBADAH ASAL-ASALAN MENDATANGKAN KUTUK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Agustus 2020

Baca:  1 Samuel 7:1-14

"Kalau kamu hendak kembali kepada TUHAN dan menyembah Dia dengan sepenuh hatimu, haruslah kamu membuang semua dewa asing dan patung Dewi Asytoret. Serahkanlah dirimu sama sekali kepada TUHAN dan berbakti kepada-Nya saja,..."  1 Samuel 7:3  (BIS)

Sebagai bangsa pilihan Tuhan, bangsa Israel mengalami kasih dan kemurahan Tuhan secara luar biasa.  Bangsa Israel benar-benar menjadi obyek kasih Tuhan!  "Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati."  (Yesaya 40:11).  Dari hari ke hari Tuhan memberkati mereka dengan perlindungan, pemeliharaan dan pembelaan-Nya yang teramat sempurna.  Meski demikian mereka masih saja tegar tengkuk, bahkan sering meninggalkan Tuhan dan membuat hati Tuhan cemburu, oleh karena mereka berpaling kepada pemyembahan berhala.

     Tatkala Samuel menjadi nabi Tuhan ia mendapati banyak sekali kejahatan terjadi!  Mereka meninggalkan Tuhan dan menyembah kepada berhala-berhala yaitu Baal dan Asytoret.  Akibat dari kejahatan yang diperbuatnya mereka harus menuai akibatnya, yaitu diserang oleh bangsa Filistin secara bertubi-tubi, sehingga mereka terus mengeluh dan bersungut-sungut kepada Tuhan.  Bisa dikatakan bangsa Israel saat itu berada dalam masa yang gelap dan mengalami degradasi iman.  Melihat kondisi ini nabi Samuel menegur mereka dengan keras dan memperingatkan mereka untuk segera bertobat, berbalik kepada Tuhan dan menjauhkan ilah-ilah asing dari antara mereka, sebelum hal-hal yang jauh lebih buruk menimpa.  Kalau mereka mau bertobat dengan sungguh-sungguh Tuhan pasti akan menunjukkan belas kasihan-Nya dan melepaskan mereka dari tangan orang Filistin.  Karena itu Samuel segera mengumpulkan segenap umat Israel dan menyerukan pertobatan!  Tanda pertobatan adalah menyingkirkan berhala-berhala itu.  "Kemudian orang-orang Israel menjauhkan para Baal dan para Asytoret dan beribadah hanya kepada TUHAN."  (1 Samuel 7:4).

     Banyak orang Kristen beribadah kepada Tuhan asal-asalan.  Ibadahnya dipenuhi dengan kepura-puraan karena mereka masih melakukan dosa secara sembunyi-sembunyi.

Ibadah tanpa pertobatan sejati adalah sia-sia di hadapan Tuhan!