Wednesday, August 26, 2020

TERBANG MENGATASI BADAI HIDUP

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Agustus 2020

Baca:  Ayub 39:1-33

 "Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?"  Ayub 39:30

Salah satu kebiasaan hidup burung rajawali yang menjadi nilai lebih adalah terbang membubung tinggi  (ayat nas).  Inilah kebiasaan hidup burung rajawali yang unik, yang mungkin tidak dilakukan oleh burung-burung jenis lain, yaitu selalu terbang tinggi di atas badai, bukan di dalam atau di bawah badai.  Karakter seperti itulah yang seharusnya dimiliki orang percaya:  memiliki keberanian untuk menghadapi badai persoalan!

     Namun dalam praktik hidup sehari-hari banyak dari kita yang justru tenggelam di dalam badai.  Kita begitu mudah dikalahkan oleh situasi atau keadaan yang membuat kita semakin frustasi, kecewa, putus asa, kehilangan sukacita dan damai sejahtera, akhirnya kita mengalami kekalahan demi kekalahan.  Alkitab secara tegas menyatakan bahwa setiap orang yang sudah ditebus oleh darah Kristus  "...lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita"  (Roma 8:37).  Selain itu burung rajawali memiliki kebiasaan unik yang lain yaitu membuat sarang di atas bukit yang tinggi:  "Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi."  (Ayub 39:31).  Kebanyakan burung membuat sarangnya di atas dahan pohon, tetapi burung rajawali membuat sarangnya di atas bukit yang tinggi, sehingga sarangnya akan aman dan tidak terjangkau oleh siapa pun.  Ini berbicara tentang kehidupan orang percaya yang menjadikan Tuhan tempat perlindungan,  "...gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit;"  (Yesaya 2:2).

     Di atas bukit batu-Nya kita aman dan terlindungi.  "Jadilah bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku."  (Mazmur 71:3).  Karena itu tak perlu takut menghadapi badai hidup ini karena kita punya Tuhan sebagai tempat perlindungan yang tinggi.  Tak semua orang bisa naik ke gunung Tuhan yang tinggi!  "'Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?' Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu."  (Mazmur 24:3-4).

Bersama Tuhan, orang benar akan terbang bagai rajawali, mengatasi badai hidup!

Tuesday, August 25, 2020

NYANYIKAN KEMENANGAN SETIAP HARI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Agustus 2020

Baca:  Hakim-Hakim 5:1-31

"Dengarlah, ya raja-raja! Pasanglah telingamu, ya pemuka-pemuka! Kalau aku, aku mau bernyanyi bagi TUHAN, bermazmur bagi TUHAN..."  Hakim-Hakim 5:3

Ketika orang sedang dilanda duka, kecewa atau putus asa, jarang sekali dari mulutnya terdengar nyanyian pujian.  Kalau pun ia bersenandung, yang dinyanyikan pasti lagu-lagu yang selaras dengan kondisi atau keadaan yang sedang menimpa.  Ketika sedang ditinggalkan oleh orang yang dikasihi, lagu yang dinyanyikan pastilah bertemakan rasa kehilangan dan mengasihani diri sendiri, disertai uraian air mata karena hati meratap.  Nyanyian tersebut takkan membuat sedih hilang, malah semakin menenggelamkannya pada kepedihan yang kian mendalam.

     Bagi orang percaya, nyanyian kemenangan dan sukacitalah yang harus keluar dari mulut di segala keadaan, bukan nyanyian cengeng tanda frustasi, kecewa dan gagal.  Biarlah setiap nyanyian dan pujian kita selalu menjadi tanda kemenangan atas setiap pergumulan hidup kita, tanda kita mengimani janji-janji Tuhan.  Dalam Hakim-Hakim 5 ini Debora sedang menyanyikan nyanyian kemenangan bagi bangsa Israel, nyanyian yang bermuatan iman yang membuat musuh gemetar dan lari tunggang langgang;  nyanyian pengaungan yang menyenangkan hati Tuhan, yang menggerakkan tangan-Nya untuk bertindak:  "Karena pahlawan-pahlawan di Israel siap berperang, karena bangsa itu menawarkan dirinya dengan sukarela, pujilah TUHAN!...Demikianlah akan binasa segala musuh-Mu, ya TUHAN! Tetapi orang yang mengasihi-Nya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya. Lalu amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya."  (Hakim-Hakim 5:2, 3).  Hal itu menunjukkan bahwa Debora sangat percaya akan kuasa Tuhan!  Ia berkeyakinan jika Tuhan ada di pihak bangsa Israel, siapa yang dapat melawannya?  Bangsa manakah yang dapat menahan dan menghentikan keperkasaan Tuhan?

     Nyanyian kemenangan seperti inilah yang dapat menghasilkan mujizat, sebab Tuhan bersemayam di atas puji-pujian umat-Nya  (Mazmur 22:4).  Bila Tuhan sendiri yang bertakhta di atas pujian yang kita naikkan, maka sesuatu yang dahsyat pasti terjadi:  kemenangan, pemulihan, kesembuhan dan berkat-berkat-Nya dinyatakan atas kita.

"...Engkaulah yang memberi kami kemenangan terhadap para lawan kami, dan orang-orang yang membenci kami Kauberi malu."  Mazmur 44:8